Pilpres 2024

Respons PPP soal Golkar dan PAN Dukung Prabowo, Mujahid Ansori Sebut KIB Tidak Sepenuhnya Bubar

Editor: Diah Anggraeni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan: Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN; Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar; Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto; dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Begini respons PPP soal Golkar dan PAN yang menyatakan dukungannya ke Prabowo.

TRIBUNKALTIM.CO - Respons PPP soal Golkar dan PAN dukung Prabowo Subianto, Mujahid Ansori sebut KIB tidak sepenuhnya bubar.

Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Dengan bergabungnya Golkar dan PAN ke KKIR, maka kedua partai besar akan mengusung bakal capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Bergabungnya Golkar dan PAN ini disebut bakal menambah kekuatan dan elektabilitas Prabowo Subianto.

Menanggapi PAN dan Golkar yang baru saja menyatakan merapat ke kubu Prabowo Subianto, PPP menegaskan akan terus solid atas kerja sama politik dengan PDIP.

PDIP sendiri telah menyatakan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada kostelasi politik Pilpres 2024 mendatang.

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi alias Awiek menegaskan, tidak terpikir bagi PPP untuk meninggalkan kerja sama dengan PDIP.

"Sampai saat ini tidak ada kepikiran dari PPP untuk meninggalkan kerja sama politik dengan PDI Perjuangan, yang sudah menetapkan Pak Ganjar," kata Awiek, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: PAN dan Golkar Dukung Prabowo Subianto, DPW PKB Kaltim Tetap Inginkan Cak Imin jadi Cawapres

Komitmen itu juga dikuatkan dengan hasil Rapimnas V PPP beberapa waktu lalu di Solo, yang mana Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menyatakan dukungan untuk Ganjar Pranowo sebagai capres dari PPP.

"Karena keputusan Rapimnas V itu bulat total semuanya mendukung pak ganjar sebagai calon presiden," ujarnya.

Penegasan itu juga merespons pernyataan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah yang menyebut kalau PPP dipersilakan mencari koalisi baru jika Sandiaga Uno tidak menjadi cawapres Ganjar.

Namun belum lama ini Ahmad Basarah memberikan pernyataan klarifikasi atas apa yang sudah diucapkannya tersebut.

Selain itu terkait dengan rekomendasi untuk Sandiaga Uno maju sebagai cawapres sejatinya dikuatkan pada hasil Rapimnas VI PPP.

"Jadi ada dua hal yang berbeda. Tidak serta merta kita berubah begitu saja. Ada mekanismenya. Keputusan rapimnas itu hanya bisa dianulir oleh rapimnas," kata Awiek.

"Sampai saat ini belum ada agenda menggelar rapimnas. Jadi kita tetap fokus pemenangan pak Ganjar," pungkas dia.

Baca juga: Standar Etika Koalisi: Harusnya Cak Imin Jadi Cawapres Prabowo, Golkar Merubah Arah

KIB Tidak Sepenuhnya Bubar, Mujahid Ansori: Jangan Terlalu Dangkal Berpikir

Partai Golkar dan PAN saat mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024. (Istimewa)

Selain itu, PPP menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak sepenuhnya bubar.

KIB terbentuk melalui kesepakatan politik antara tiga partai politik (Parpol) dari Koalisi Indonesia Maju, yaitu Partai Golongan Karya, Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua PPP Jatim, Mujahid Ansori dalam menanggapi bergabungnya Golkar dan PAN untuk mendukung Prabowo Subianti sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

"Kalau menurut saya, jika KIB ini diartikan sebagai kendaraan politik calon presiden otomatis memang bubar, karena pada KIB ini ternyata tidak sevisi dalam menentukan dukungan capres. Ada yang dukung Ganjar, ada yang dukung Prabowo. Tapi ini kalau diartikan untuk pemilihan presiden," ujar Kiai Mujahid, sapaan akrab Mujahid Ansori saat diwawancarai oleh SURYA.CO.ID di Surabaya, Selasa (15/8/2023).

Namun demikian, jika KIB ini diartikan untuk membangun bangsa ke depan secara bersama, Kiai Mujahid mengklaim bahwa KIB tidak bubar.

"Jadi memang tidak sepenuhnya bubar," tegasnya.

Karena ketiga partai ini (PPP, PAN dan Golkar) mempunyai komitmen yang sama serta visi dan misi yang bagus untuk membangun bangsa ini secara baik dengan politik persatuan, perbaikan ekonomi yang harapannya pada tahun 2035, bangsa Indonesia sudah sejahtera," jelas Kiai Mujahid yang merupakan mantan anggota DPRD Jatim itu.

Baca juga: Perubahan Peta Politik Usai PAN - Golkar Dukung Prabowo, Peluang Ganjar dan Anies, Capres Penentu?

Kiai Mujahid menegaskan, tidak sepenuhnya KIB ini bubar, dikarenakan koalisi ini dibangun bukan hanya untuk koalisi penentuan mendukung presiden saja.

"Saat itu kami berkomitmen, bahwa KIB ini dibangun untuk menyamakan visi dan misi untuk membangun bangsa ke depannya. Jadi memang yang bubar itu konteks perahu dalam menentukan dukungan presiden. Sedang yang lainnya mungkin tidak," ungkap Kiai Mujahid yang juga menjabat sebagai Plt Ketua DPC PPP Surabaya.

Kiai Mujahid mencontohkan untuk pileg, pilkada dan pilgub perihal tidak sepenuhnya KIB bubar.

"Untuk kemenangan pilgub, pilkada dan pileg kan bisa saja tetap masih bisa dilakukan bersama kan alias koalisi taktis sampai ke bawah bisa saja kami masih bersama," Kiai Mujahid menuturkan.

Dari kacamatanya, jika ada seseorang yang menyebut KIB bubar sepenuhnya, artinya terlalu dangkal pikirannya.

"Jangan terlalu dangkal berpikir tentang KIB ini, karena filosofi berdirinya KIB ini untuk menyamakan visi dan misi dalam membangun bangsa ini lebih baik lagi. Jadi meskipun Golkar sama PAN ada di Prabowo dan kami (PPP) ada di Ganjar, tapi visi dan misi KIB ini harus tetap kita bawa kepada calon presiden kita masing-masing," ujar Mujahid di akhir wawancara.

Sekadar informasi, PPP bergabung dengan PDIP mengusung Ganjar Pranowo.

Sedangkan Golkar dan PAN telah menyusul PKB untuk mengusung Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra sebagai capres.

Baca juga: Golkar dan PAN Gabung Koalisi Dinilai Angkat Elektabilitas Prabowo, Sosok Cawapres Jadi Pembahasan

Respons Ganjar Pranowo

Bakal capres Ganjar Pranowo turut menanggapi deklarasi Partai Golkar dan PAN yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Ganjar Pranowo menilai deklarasi tersebut bukan bagian dukungan dari Presiden Jokowi kepada Prabowo Subianto.

"Enggak ah (dukungan Jokowi ke Prabowo)" katanya di sela-sela silahturahmi ke kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Minggu.

Ganjar mengatakan deklarasi Golkar dan PAN kepada Prabowo harus dihormati.

Apalagi, kata dia, partai politik memiliki hak untuk menentukan sikap.

"Enggak papa itu hak mereka setiap partai politik yang musti kita hormati, sikap boleh dong apapun itu," jelas Ganjar.

(TribunSolo.com/Surya.co.id)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkini