TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Di pinggiran pemukiman, perempuan warga Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur berkumpul pada Jumat 15 Januari 2023 sore.
Mereka mengenakan pakaian kebanyakan serba hitam dengan berorasi dan membawa spanduk menolak aksi dugaan tambang ilegal di sekitar pemukiman Teluk Dalam, Kukar, Kalimantan Timur.
Aksi tersebut merupakan bentuk simbolik cara para perempuan di RT 01 Desa Teluk Dalam menjaga alam yang mereka tempati.
Sudah sebulan belakangan warga RT 01 Teluk Dalam berjuang mempertahankan kampung mereka dari penambangan galian emas hitam.
Baca juga: Kodam VI/Mulawarman Dukung Tindakan pada Tambang Ilegal, Bantah Keterlibatan Oknum TNI
Material batu bara yang dikeruk dari Odah Etam itu mulanya bermodus pematangan lahan untuk bisnis property.
Belakangan diketahui ada 4 alat berat beserta kendaraan truk muat batu bara keluar masuk kampung yang lokasinya tak jauh dari Jembatan Kutai Kartanegara.
"Kami ingin menunjukkan masih ada warga Teluk Dalam yang konsisten menolak tambang batu bara,” ujar Nasikin, warga RT 01 Desa Teluk Dalam kepada wartawan.
Selama aksi, warga mengaku resah dengan keberadaan aktivitas tambang diduga ilegal, karena kerap mengganggu dengan menimbulkan suara.
Baca juga: Tidak Mungkin IKN Nusantara Bisa Penuhi Pangan Sendiri, Kukar Siap Topang
Bahkan beberapa rumah warga yang berbahan baku beton pun mengalami keretakan akibat goncangan dari aktivitas batu bara tersebut.
Warga pun melakukan aksi penolakan dengan menyidak dan mengusir penambang ilegal dari kampung mereka dengan harapan menjaga kelestarian lingkungan dan hak hidup sehat.
Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan bersama sejumlah mahasiswa dan perwakilan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur (Kaltim).
"Mulai rumah yang mengalami keretakan, getaran yang dihasilkan dan juga masalah kesehatan," kata Nasikin.
Baca juga: Lingkar Tambang Ilegal di IKN Nusantara, Polda Kaltim dan Badan Otorita Buat Satgas Terpadu
"Tenggorokan saya sendiri selama seminggu terakhir terasa lengket dan susah bernafas akibat debu yang dihasilkan," sambungnya.
Berkedok Pematangan Lahan
Senada warga RT 01 Desa Teluk Dalam, Yusuf mengaku awalnya warga setempat hanya tahu bahwa ada kegiatan pematangan lahan di lokasi tersebut.