"Sebab, walaupun kita beda pilihan, tetapi sama-sama punya cita-cita agar Indonesia menjadi negara yang maju karena rakyatnya adil dan makmur," kata dia.
Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, pernyataan Megawati merupakan sinyal kuat bahwa wacana menduetkan Prabowo dengan Ganjar sulit terwujud.
“Ya saya kira ini menjadi penegas bahwa duet Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo wassalam dan good bye,” ucap Adi pada, Senin.
“Megawati tentu kapasitasnya sebagai ketum PDIP tentu mengamputasi spekulasi-spekulasi liar yang belakangan muncul bahwa kemungkinan dua poros itu salah satunya menduetkan Ganjar dengan Prabowo,” imbuh dia.
Menurut dia, Megawati sudah menyiapkan figur bakal RI-2 untuk mendampingi Ganjar dan mengetahui bahwa Prabowo juga telah menyiapkan pasangan sendiri.
Maka, wacana untuk mempersatukan keduanya tak lagi relevan dan PDIP sudah tutup pintu soal kemungkinan itu.
Wacana menduetkan Prabowo dan Ganjar sudah lama bergulir sejak Presiden Joko Widodo mengajak keduanya dalam acara panen raya di Kebumen, Maret 2023.
Sempat timbul tenggelam, isu tersebut kembali muncul dalam beberapa waktu terakhir.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani sempat memberi sinyal bahwa wacana itu mungkin untuk direalisasikan.
Bahkan, ketua DPR itu membuka pintu pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
Akan tetapi, kubu Prabowo tampak tak memberikan jawaban secara jelas ketika ditanya kemungkinan berduet dengan Ganjar.
Baca juga: Terang-terangan Jokowi Tantang Anies Baswedan, Minta Capres NasDem Sebut Siapa yang Titip Proyek PSN
Gagasan Jokowi
PDIP membongkar skenario Pilpres 2024 diikuti dua poros calon merupakan gagasan Presiden Jokowi.
PDIP tidak menutup pintu untuk terwujudnya dua poros dalam Pemilu 2024.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menjelaskan awal mula wacana duet Ganjar dengan Prabowo mengemuka.