TRIBUNKALTIM.CO - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang kurang mengenakkan bagi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar.
Diketahui, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sudah dideklarasikan sebagai cawapres Anies Baswedan.
Di mana, Koalisi Perubahan sekarang diisi oleh PKB, Nasdem dan PKS.
Sebelumnya, PKB keluar dari Koalisi Indonesia Maju yang didirikan bersama Gerindra.
Terbaru, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, ketokohan capres Prabowo Subianto membuatnya banyak dipilih oleh pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca juga: Kakak Megawati Usulkan Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP, Dinilai Anak Ideologis Bung Karno, Reaksi Hasto
Dimana hingga saat ini masih berada di barisan pendukung Prabowo Subianto.
Meski PKB sudah resmi keluar dari Koalisi Indonesia Maju, namun basis pemilih PKB mayoritas adalah warga Nahdlatul Ulama (NU), dinilai masih mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Hal tersebut terlihat dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 25 Agustus hingga 3 September 2023.
Prabowo Subianto mendapat dukungan sebesar 34,6 persen di basis pemilih PKB.
Jumlah ini jauh lebih besar ketimbang Anies Baswedan yang sudah menggandeng Muhaimin Iskandar sebagi cawapres.
"Ini mengonfirmasi bahwa diinternal PKB sendiri ternyata tidak solid mendukung Cak Imin.
Justru terfragmentasi kepada Prabowo ada sebagian pemilih PKB yang justru cenderung memilih Prabowo di pilpres," kata Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia, AB Solissa, Selasa (1/10/2023).
Anies Baswedan sendiri hanya mendapat dukungan sebesar 20,8 persen di kalangan pemilih PKB.
Sedangkan di posisi pertama ada Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang paling banyak dapat dukungan dengan 43,3 persen.
Kemudian, di hasil survei Indonesia Polling Stations (IPS) periode 5-15 September, Prabowo Subianto meningkat di basis pemilih PKB dengan torehan angka 42,3 persen.