TRIBUNKALTIM.CO - Jelang masa pencoblosan Pilpres 2024, isu tak sedap menerpa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
PBNU secara struktural dinilai memihak pasangan Prabowo-Gibran.
Demikian diungkapkan Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.
Gus Nadir buka-bukaan mengungkapkan, struktural PBNU mendapat arahan untuk memberikan dukungan pada Capres-Cawapres nomornurut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Gus Nadir menumgatakan, arahan itu disampaikan langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar di Hotel Bumi, Surabaya.
Pengurus yang dikumpulkan mulai dari Rais Syuriyah, Ketua Tanfdiziyah sampai ketua cabang dan wilayah.
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua
Baca juga: 5 Hasil Survei Elektabilitas Partai Politik Terbaru, Cek Parpol Terkuat Jelang Coblosan Pemilu 2024
Meski tidak ada keputusan resmi yang dituangkan dalam surat berkop PBNU namun arahan itu jelas.
"Tapi yang dikumpulkan jelas pengurus, sehingga kemudian secara massif struktur itu diperintahkan untuk mendukung 02," kata Gus Nadir dalam wawancara Program GASPOL! °yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).
Gus Nadir juga menyebut, dalam forum itu KH. Miftachul Achyar menyampaikan permohonan agar para pengurus untuk sekali ini bersikap sam'an wathoo'atan (mendengar dan patuh).
Padahal, kata Gus Nadir, KH Miftachul Achyar tidak pernah menyampaikan permohonan karena di lingkungan NU dengan kedudukan sebagai Rais Aam perintahnya pasti dipatuhi.
Menurut dia, permohonan itu disampaikan karena KH Miftachul Achyar menyadari permintaannya akan menjadi kontroversi.
"Tolong sekali ini saja sami'na wa athona. Tolong jadi harus mendengar dan taat," kata Gus Nadir mengutip permohonan KH Miftachul Achyar.
Menurut mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru ini, langkah politik PBNU itu terjadi tidak terlepas dari kedekatan mereka dengan Presiden Joko Widodo yang saat ini dinilai mendukung Prabowo dan anak sulungnya nya Gibran.
Saat ini, kubu politik itu ragu bisa memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) dalam satu putaran.
Sementara, meskipun unggul suara mereka terhenti di angka 40 persen.
Baca juga: Pengamat Ungkap Gibran Jadikan Debat Cawapres Ajang Balas Dendam Saat Prabowo Diserang Anies-Ganjar
Baca juga: Dugaan Ganjar Pranowo Terbukti Benar, Kampanyenya Diikuti Jokowi, Kali Ini Giliran di Jawa Tengah