Diketahui, Jusuf Kalla merupakan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, yakni mendampingi Susilo Bambang Yudoyono dan Joko Widodo (Jokowi).
Rabu (10/1/2024), Jusuf Kalla menceritakan awal mula Prabowo bisa memiliki lahan ratusan ribu hektare di Kaltim termasuk di IKN Nusantara.
Ketika menjabat sebagai Wapres tahun 2004- 2009, pada masa pemerintahan SBY-JK, Pak JK mengatakan sekitar 10 hari setelah menjabat, Prabowo mendatangi dirinya.
Saat itu, Prabowo menyampaikan keinginan mengakuisisi pabrik kertas milik seorang pengusaha yang macet di salah satu bank BUMN.
"Waktu awal saya wakil presiden zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)-JK, tamu saya yang pertama kira-kira 10 hari setelah saya menjabat, itu datang Pak Prabowo menemui saya di kantor.
Karena teman baik, saya sudah kenal baik," kata JK di kediamannya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv di artikel berjudul JK Ungkap Asal Tanah Ratusan Ribu Hektare Prabowo yang Disinggung Anies dalam Debat Capres.
"Dia (Prabowo) bilang ingin untuk melanjutkan bisnis, ingin membeli PT Kiani Kertas, pabrik kertas di Kalimantan, milik Bob Hasan yang macet di Bank Mandiri," sambungnya.
Mendengar hal tersebut, JK pun lantas meminta Direktur Utama Bank Mandiri saat itu, Agus Martowardojo, untuk mengecek kebenarannya.
"Saya bilang (kepada Agus) benar ada Kiani Kertas akan dijual karena kredit harga? Berapa harganya?
Dia bilang 'Kami akan jual 150 juta dolar dan sudah ada peminat dari Singapura,'" jelas Pak JK, seraya menirukan ucapan Agus.
Baca juga: Buntut 2 Jari Iriana Jokowi, Gibran Sebut Hal Biasa, KPU Nilai tak Masalah, Cak Imin: Memalukan!
"Saya bilang jangan jual ke Singapura lebih baik ke pengusaha nasional, jangan ke asing," ucap Pak JK.
Agus pun bersedia menjual kepada pengusaha nasional asalkan pembayaran dilakukan secara tunai.
"Jadi di depan saya, masih ada Pak Prabowo, saya sampaikan ini boleh (dijual) tapi cash 150 juta dolar.
Mau enggak? (Prabowo) mau," ucapnya.
"Saya bilang setelah ini Anda (Prabowo) pergi ke Mandiri ketemu Pak Agus, ketemu lah, deal.