Setelah makan siang, Jusuf Hamka kembali ke kantornya sekitar pukul 14.00 WIB.
Namun, pada pukul 14.30 WIB, ia diminta datang ke DPP Golkar. Sesampai di sana, sudah berkumpul pengurus DPP secara lengkap.
Saat itu, ia langsung diminta menceritakan konsep mengatasi persoalan Jakarta.
"Saya ceritakan, terus mereka (pengurus DPP) rapat saya menunggu di luar," tutur Jusuf.
Baca juga: Anies-Sandiaga Uno Bisa Jadi Solusi Kebuntuan PKB-PKS di Pilkada Jakarta, PPP: Ada Cerita Suksesnya
Setelahnya tiba-tiba ajudan Airlangga Hartarto bertanya apakah Jusuf sedang membawa baju berwarna kuning.
Karena tidak membawa, akhirnya pengusaha tol itu dipinjami baju kuning yang ada di DPP Golkar.
Saat bertanya untuk apa baju kuning dipinjamkan kepadanya, ajudan hanya meminta Jusuf Hamka menunggu.
"Tahu-tahu datang teman-teman dari PSI. Nah, begitu ada teman PSI, Pak Ketum (Airlangga) dan Mas Kaesang masuk ke dalam kamar.
Berdua. Saya tunggu di depan, tahu-tahu keluar. Sesudah keluar memperkenalkan semua, mendadak saya dipanggil," kata pria yang akrab disapa Babah Alun itu.
Saat itulah Airlangga memperkenalkan Jusuf Hamka untuk diusulkan sebagai pendamping Kaesang.
Saat itu, Jusuf Hamka sempat heran dan bertanya kepada Airlangga.
"Saya cuma bisa bilang, 'ini enggak salah Pak? Saya enggak punya logistik, logistik saya bukan buat bagi-bagi rakyat', saya bilang," kata dia.
Saat itu, Airlangga menyatakan bahwa pengusulan dirinya sudah merupakan perintah parpol. Sehingga Jusuf Hamka pun menyatakan akan menjalankannya.
"Saya bilang kalau ini perintah, tetap saya jalankan. Nah, kalau rakyat membutuhkan logistik saya, saya enggak pernah menjanjikan logistik buat rakyat.
Saya menjanjikan kesejahteraan kalian pasti akan lebih baik," tambah dia.
Baca juga: Terang-terangan! Jusuf Hamka Dukung Prabowo Subianto Ketimbang Anies dan Ganjar, Bukan Tanpa Alasan
(*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim