Sesuai peraturan, pasangan RIDO memiliki waktu untuk menyerahkan gugatan ke MK paling lambat pada Rabu di jam 16.00 WIB.
Tim Bidang Hukum RIDO, Muslim Jaya Butar Butar, mengatakan pihaknya saat ini masih memproses seluruh bahan, termasuk soal narasi kecurangan yang terjadi di Pilgub Jakarta 2024.
"Sampai saat ini tim hukum sedang memproses seluruh bahan yang akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi, baik yang berkaitan dengan narasi kecurangan dan lain sebagainya," katanya, dikutip Selasa.
Sementara, Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria, mengatakan ada hal yang sangat krusial di Pilkada Jakarta tahun ini.
Salah satunya berkaitan dengan rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Jakarta.
"Seperti yang sudah disampaikan oleh tim hukum, tim pemenangan, partai-partai pengusung, dari pasangan RIDO melihat bahwa Pilkada Jakarta tahun 2024 memiliki masalah yang cukup krusial, yaitu partisipasi daripada pemilih sangat rendah."
"Ini merupakan yang terendah dalam sejarah Pilkada di DKI Jakarta," kata dia.
Baca juga: Pertemuan Jokowi dan Prabowo Bahas Pilkada Jakarta 2024? Respons Ketua Timses Ridwan Kamil-Suswono
Menurut Riza, rata-rata tingkat partisipasinya tidak lebih dari 53 persen.
Angka tersebut sangat minim jika dibandingkan dengan rata-rata nasional yang mencapai 68 persen dan menurutnya hal ini sangat ironis.
"Saat Pilkada di Jakarta sebelumnya, meski cuaca hujan partisipasinya sangat tinggi sekali."
"Padahal saat Pilkada yang dilangsungkan pada 27 November 2024 lalu, cuaca di Jakarta sangat cerah, sehingga seharusnya tidak mengganggu partisipasi warga dalam memilih," kata Riza.
Ternyata, setelah dilakukan penelitian dan kajian, rendahnya tingkat partisipasi warga ini disebabkan karena munculnya banyak masalah yang terjadi di lapangan.
Disebutkan bahwa ada banyak warga Jakarta yang tidak mendapatkan undangan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam rangka mencoblos pasangan calon di Jakarta.
"Maka dari itu, pasangan RIDO akan mengajukan permohonan gugatan ke MK terkait beberapa masalah, di antaranya yang berkaitan dengan rendahnya partisipasi pemilih karena banyak warga tidak menerima undangan."
"Apakah ini disengaja atau tidak, nanti pada waktunya masyarakat akan tahu," katanya.