TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar ibu kota negara alias IKN di Kaltim.
Pengamat bongkar lemahnya sisi pertahanan IKN di Kaltim.
Pengamat Ichsanuddin Noorsy tak lihat ada kajian cukup di sisi pertahanan dan keamanan (Hamkam).
Bahkan Ichsanuddin Noorsy menilai bahwa IKN Nusantara tidak siap dijadikan Ibu Kota Negara.
Baca juga: Nasib IKN di Kaltim setelah Anggaran Rp 14 Triliun Diblokir, Ini Kata AHY dan Kementerian PU
Ichsanuddin Noorsy mempertanyakan kajian IKN Kaltim, apakah memang secara akademis atau hanya kebutuhan politis.
Pendapat ini disampaikan Ichsanuddin Noorsy karena melihat tidak terdapat sistem pertahanan keamanan yang memadai untuk melindungi IKN.
“Saya tidak melihat satu kajian pertahanan cukup di IKN,” ungkap Ichsanuddin dalam sebuah talkshow, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, ketika berbicara soal pertanyaan kajian pertahanan, maka terdapat 4 hal yang menjadi perhatian, yakni kesiapan intelijen, pertahanan keamanan, bagaimana cara menghadapi Hybrid War dan serangan cyber.
“Nah kalau melihat itu, saya menemukan bahwa IKN sama sekali tidak siap untuk itu.
Sebuah negara akan mudah tertundukkan jika ibu kotanya tertundukkan.
IKN ini mudah dijangkau dengan rudal ICBM, rudal hipersonik. Kemudian mudah dijangkau dari Laut Cina Selatan,” jelas Ichsanuddin.
Ia bahkan mengaku tidak menemukan adanya struktur biaya yang disiapkan untuk membangun pertahanan dan keamanan di IKN.
Ichsanuddin menilai kondisi IKN sangat jauh dari ideal jika dibandingkan dengan Jakarta yang sudah terlindungi dari sisi pertahanan keamanan.
“Jadi kalau ketika dibilang Jakarta sudah tidak punya kapasitas lagi sebagai ibu kota itu namanya gagal dalam berpikir,” tegasnya.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Ichsanuddin Noorsy bahkan mempertanyakan dokumen studi visibility yang dikaji sebelum membangun IKN apakah memang benar-benar akademis atau hanya berdasarkan kebutuhan politis semata.
TNI AL dapat Hibah Kapal Patroli dari Jepang
Baca juga: Mohammed Ali Berawi Mundur, Nasib Taksi Terbang di IKN Kaltim Setelah Ditinggal Tokoh Sentralnya
Terbaru, TNI AL mendapatkan hibah kapal patroli atau patrol boat dan Jepang.
Kapal ini akan ditempatkan di wilayah perairan IKN.
"Kembali kepada alutsista ini, maka penerimaan hibah patrol boat ini yang dari Jepang ini untuk mendukung pengamanan choke point kita, khususnya saya dengar dari KSAL akan diproyeksikan di IKN," ucap Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin.
Sjafrie menjelaskan, kapal yang akan diterima ini tidak dilengkapi dengan senjata.
Oleh karena itu, TNI AL berencana untuk melengkapi kapal patroli tersebut dengan senjata.
Kapal yang akan dihibahkan Jepang ini memiliki panjang 18 meter, lebar hampir 5 meter dengan kecepatan 40 knot.
Kapal bermesin diesel ini dirancang dengan kapasitas dua awak dan 14 penumpang.
Jepang tidak hanya memberikan hibah kapal patroli ini kepada Indonesia, tetapi juga kepada negara-negara sahabat lainnya seperti Malaysia, Filipina, Bangladesh, hingga Fiji pada tahun 2023.
Sjafrie menegaskan, kapal yang akan diterima Indonesia bukanlah kapal bekas, melainkan kapal baru yang dibuat di Jepang.
"Jepang ingin menunjukkan produksi di dalam negerinya dan kita menghormati," tegas Sjafrie seperti dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com.
Dengan demikian, hibah kapal patroli dari Jepang ini diharapkan dapat memperkuat pengamanan di IKN dan mendukung kegiatan patroli Indonesia di wilayah perairannya.
Kendaraan Tempur dan Rudal Siaga di IKN
TNI terus meningkatkan keamanan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Persenjataan tempur bakal disiagakan untuk menjaga IKN sebagai ibu kota baru Indonesia.
TNI pun telah merencanakan untuk menempatkan 13 kendaraan tempur (ranpur), yakni tank Harimau.
Saat ini, tank Harimau buatan PT Pindad telah berada di Batalyon Kavaleri (Yonkav) 13/Satya Lembuswana, satuan bantuan tempur (satbanpur) Kodam VI/Mulawarman, Kalimantan Timur.
Ranpur yang sudah tiba di Balikpapan sejak Mei 2024 tersebut disiapkan untuk menjaga pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri TNI Angkatan Darat (AD) Mayjen TNI Eko Susetyo mengatakan, ranpur ini memang disiapkan untuk satuan yang berdekatan dengan IKN.
"Sejumlah 9 ranpur di antaranya berada di Kutai Kartanegara," ujar Eko, Kamis (9/1/2024) seperti dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com.
Menurutnya, ranpur ini masih terus diproduksi PT Pindad.
Sebagian diproduksi untuk Yonkav 5/Dwipangga Ceta di Palembang, dan sebagian lagi disiapkan untuk pelatihan di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Padalarang, Jawa Barat.
Eko menjelaskan, dalam mendukung sistem pertahanan IKN, proses pelatihan, penggunaan, dan perawatan alutsista sudah dilaksanakan, tetapi belum maksimal.
Termasuk latihan menembak di Baturaja, Sumatera Selatan, yang masih ditemukan kendala pada sistem mechanical.
"Selain itu, kendala pada operasional juga masih ada, bahwa ada yang kurang terampil. Namun, karena pelatihannya memang belum selesai.
Sehingga kami akan tetap melaksanakan pelatihan itu secara formal maupun informal," tutur Eko.
Pelatihan demi pelatihan akan terus dilakukan di Pusdikkav Padalarang agar tidak ditemukan lagi kendala, baik pada sistem mechanical, maupun operasional.
Eko menambahkan, Yonkav 13/Lembuswana ini akan dijadikan sebagai role model perawatan ranpur.
Baca juga: Petinggi Otorita IKN Kaltim Mundur, 8 Bulan Setelah Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe Mundur
Hal ini karena, selain tank Harimau yang merupakan ranpur baru, Yonkav 13/Lembuswana juga memiliki ranpur lainnya seperti tank Leopard yang merupakan main battle tank TNI AD.
"Kita akan menyusun longbook, menyarankan kepada pimpinan TNI AD tentang bagaimana seharusnya ranpur ini dipelihara sehingga bisa siap operasional setiap saat dan tahan lama," tuntas Eko seperti dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com.
Kesiapan Lanud Dhomber
Sebelumnya diberitakan, sistem pertahanan dan keamanan di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur (Kaltim), terus diperkuat.
Ancaman udara menjadi satu perhatian serius pemerintah, dalam hal ini TNI AU.
Ancaman udara merupakan tantangan tersulit dalam konteks pertahanan.
Selain itu, pertahanan udara juga menjadi isu besar terkait banyak konflik yang terjadi di dunia disebabkan karena adanya tekanan di wilayah udara.
Dari tiga konsep matra pertahanan, yaitu darat, laut, dan udara, yang paling sulit adalah menghadapi ancaman udara.
Karena memang sifat dari serangan ini adalah sangat cepat.
Jika Indonesia bisa menghadapi serangan yang sangat cepat, maka dapat dipastikan bisa menghadapi serangan laut dan darat.
Komandan Lanud Dhomber Kolonel Penerbang Fata Patria menuturkan, pertahanan udara IKN dan sekitarnya akan menghadapi tantangan yang cukup besar ke depan ketika ibu kota baru itu sudah resmi beroperasi.
Memang dalam konteks IKN, Lanud Dhomber hanya sebagai satuan pelaksana, sementara yang menetapkan kebijakan adalah Mabes TNI AU.
Namun, karena lanud yang terdekat dengan IKN adalah Lanud Dhomber, secara operasional maupun taktisnya akan membantu kebijakan Mabes TNI AU dalam menyiapkan pertahanan udara di IKN.
Oleh karena itu, Lanud Dhomber akan menyiapkan infrastruktur, personil, dan sumber daya lainnya, untuk bersama-sama mendukung dan mengimplementasikan smart air defense system.
"Peran kami sebagai Lanud pendukung, akan sangat penting mendukung IKN, dan kami berencana menempatkan beberapa pesawat untuk pertahanan udara di sana," ungkap Fata di Mako Lanud Dhomber, Balikpapan, Senin (16/12/2024).
Kendati berfungsi hanya sebagai pendukung, namun Lanud Dhomber dipastikan akan menyiapkan segala sesuatunya sampai ada kebijakan lain yang mengharuskan secara langsung berada di garda depan pertahanan udara IKN.
Adapun smart air defense system IKN tertuang dalam sistem pertahanan negara (Sishanneg) melalui Keputusan Menteri Pertahanan Nomor 1746/M/XII/2023.
Dalam keputusan tersebut, rencana Sishanneg diarahkan dapat memadukan kekuatan militer dan nirmiliter yang smart, kuat, tangguh memiliki daya tangkal dan tindak tinggi.
Hal ini agar mampu melindungi ibu kota negara dari berbagai macam ancaman.
Rencana ini juga menunjukkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi untuk pertahanan nasional, menggabungkan elemen-elemen tradisional pertahanan dengan teknologi dan diplomasi modern.
Dengan demikian, dapat memperkuat kemampuan pertahanan Indonesia dan memperkuat posisinya di tingkat internasional.
"Nah, di sini kami sebagai pelaksana operasional di Balikpapan yang terdekat dengan IKN, kami mencoba menyiapkan dari sisi udaranya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan," imbuh Fata seperti dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com.
Diharapkan, nanti pada saat IKN sudah mulai dioperasionalkan, pertahanan dari sisi udara sudah bisa diandalkan.
Kendati demikian, Fata menegaskan, pembangunan sistem pertahanan udara tidak hanya Lanud Dhomber, melainkan keseluruhan.
Seperti di Banjarmasin melalui pembangunan dari sisi mata (radar) baru, dan penggantian radar di Tarakan, serta beberapa wilayah lainnya.
"Jadi, yang sementara kami bangun adalah kemampuan radar. Ke depan kami juga akan mencoba menempatkan peluru kendali (rudal) jarak menengah di sekitar IKN," cetus Fata.
Saat ini, lini masa (timeline) pengadaan radar dan rudal sedang dalam proses di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Meskipun smart air defense system dirancang untuk melindungi IKN, konsep tersebut bisa dikembangkan untuk seluruh Indonesia.
Baca juga: Anggota DPR: tak Ada Salahnya IKN Ditunda, Bila Kesulitan Anggaran, Prediksi Akademisi Kaltim
(*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram