Pemkot Bontang Perkuat Kesiapsiagaan Bencana, Latihan Digelar di Pulau Beras Basah

Pemerintah Kota Bontang menggelar Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi 2025 di Pulau Beras Basah

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/Prokopim
APEL KESIAPSIAGAAN -  Wakil Walikota Bontang Agus Haris, Kamis (13/11/2025. Ia menghadiri pembukaan Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi 2025 di Pulau Beras Basah, bersama Kapolres AKBP Widho Anriano dan jajaran pimpinan TNI. (TRIBUNKALTIM.CO/Prokopim) 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG — Pemerintah Kota Bontang menggelar Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi 2025 di Pulau Beras Basah.

Kegiatan lintas sektor ini dimulai, kemarin dan terus berlanjut hari ini Jumat (14/11/2025).

Agus Haris mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk memperkuat koordinasi menghadapi potensi bencana menjelang puncak musim hujan.

Disisi lain kegiatan ini adalah bagian dari konsolidasi kekuatan seluruh elemen daerah.

“Tujuan utamanya melatih kemampuan tanggap cepat dan memastikan penanganan bencana berjalan terkoordinasi. Ini juga bagian dari kewajiban pemerintah daerah dalam layanan dasar penanggulangan bencana,” kata Agus.

Baca juga: Pemkot Bontang Hapus Sistem Lamaran Langsung, Mulai 2026 Penyaluran Tenaga Kerja Lewat Pemerintah

Ia menjelaskan pelaksanaan kegiatan mengacu pada UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Permendagri 101/2018 terkait Standar Pelayanan Minimal Suburusan Bencana. 

Pemerintah daerah, ujarnya, memiliki tanggung jawab besar dalam penyediaan layanan pencegahan, kesiapsiagaan, dan evakuasi sesuai indikator Indeks Ketahanan Daerah (IKD).

Ia juga menyinggung persoalan banjir yang masih terjadi di beberapa wilayah Bontang. 

Pemkot, katanya, tengah menyiapkan langkah struktural seperti pengadaan lahan folder pengendali banjir, pembangunan pintu air, kolam retensi, hingga perbaikan infrastruktur pengendali banjir rob.

“Upaya ini diharapkan dapat menekan risiko banjir secara berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih jauh, Agus menyebut Bontang juga menghadapi ancaman kegagalan teknologi sebagai kota industri, mulai dari kebocoran amonia, kebakaran, hingga pencemaran limbah. 

Karena itu, pelatihan darurat atau emergency drill harus dilakukan secara rutin dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

“Untuk mewujudkan visi itu, kita memerlukan SDM yang tangguh dan lingkungan yang aman,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Bontang  AKBP Widho Andriano menambahkan bahwa soliditas seluruh unsur merupakan kunci dalam memperkuat ketangguhan daerah. 

Baca juga: Sosialisasi LPPD, Dasuki Ingatkan Salah Data Kredibilitas Pemkot Bontang Dipertaruhkan

Menurutnya, Indonesia berada pada tingkat kerawanan bencana yang tinggi. BNPB mencatat lebih dari 2.700 kejadian bencana hingga awal November 2025, dengan banjir sebagai peristiwa paling dominan.

“Kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Potensi bencana di Kaltim mulai dari banjir, cuaca ekstrem, abrasi, karhutla, hingga kegagalan teknologi, sehingga koordinasi menjadi mutlak,” kata Widho. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved