Kesehatan
Waspada! Ini 8 Jenis Ikan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Sembarangan
Beberapa jenis ikan ternyata mengandung zat berbahaya atau berisiko tinggi bagi kesehatan jika dikonsumsi secara sembarangan.
TRIBUNKALTIM.CO - Mengkonsumsi ikan memang dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Terutama untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi.
Ikan kaya akan mineral penting seperti kalsium dan fosfor yang berperan besar dalam menjaga kepadatan tulang.
Tak hanya itu, ikan juga merupakan sumber vitamin D yang membantu tubuh menyerap mineral dengan lebih optimal.
Namun, tahukah kamu? Tidak semua jenis ikan aman untuk dikonsumsi.
Beberapa jenis ikan ternyata mengandung zat berbahaya atau berisiko tinggi bagi kesehatan jika dikonsumsi secara sembarangan.
Baca juga: Waspada! Ini 7 Jenis Makanan yang Bisa Menyebabkan Gigi Berlubang
Oleh karena itu, penting untuk lebih selektif dalam memilih ikan sebagai menu harian.
Beberapa Jenis Ikan yang Pantang Dikonsumsi Sembarangan
Untuk menghindari risiko kesehatan, yuk kenali 8 jenis ikan yang sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya berikut ini:
1. Ikan Todak
Ikan todak atau swordfish/marlin fish tidak boleh dikonsumsi karena dua alasan.
Pertama, itu karena jenis ikan ini memiliki kandungan merkuri yang tinggi dan tidak akan berkurang.
Merkuri adalah salah satu logam berat yang berbahaya bagi tubuh.
Makin dewasa dan besar ikan, kandungan merkuri pada ikan todak juga akan semakin banyak.
Alasan lain kita sebaiknya tidak mengonsumsi ikan todak karena jenis ikan ini biasanya ditangkap dengan long line.
Long line adalah tali pancing yang disusun secara memanjang dengan umpan di setiap ujungnya.
Nah, metode tersebut disebut berbahaya bagi keselamatan satwa laut yang lain seperti hiu, penyu, ikan besar dan burung laut.
2. Ikan Hiu
Ikan hiu pantang dikonsumsi karena banyak mengandung merkuri.
Mengonsumsi daging atau sirip hiu berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan hubungan anggota tubuh, kebutaan, hingga kematian.
Di samping itu, mengonsumsi daging ikan hiu bisa merusak ekosistem laut.
Sebab, hiu meripakan predator puncak yang ada di lautan.
Baca juga: Kronologi Menu MBG Hiu Goreng yang Sebabkan Keracunan Massal di SDN 12 Ketapang, Kalimantan Barat
Jika jumlahnya terus berkurang, maka hewan yang seharusnya dimangsa hiu akan terus bertambah.
Jumlahnya pun akan semakin banyak membuat ekosistem tidak seimbang dan rusak, serta mengakibatkan kepunahan fauna lain.
3. Ikan Gindara
Ikan gindara atau escolar juga dikenal sebagai ikan tuna putih.
Ini merupakan jenis ikan dengan cita rasa daging yang enak.
Sayangnya meski enak, ikan gindara pantang dikonsumsi dalam jumlah besar dan sangat dibatasi jumlahnya.
Bahkan tidak boleh dikonsumsi sama sekali oleh orang dengan kondisi tertentu.
Sebab, jika dikonsumsi secara berlebihan ikan ini bisa menyebabkan diare.
Ikan gindara memiliki kandungan zat lemak bernama gempylotoxin yang membuat dagingnya terasa lezat.
Namun, kandungan tersebut juga bisa menimbulkan masalah pada usus kalau dikonsumsi secara berlebihan.
Jumlah konsumsi ikan gindara yang disarankan adalah maksimal adalah enam ons atau sebaiknya kurang dari itu.
4. Tuna Sirip Biru
Daging tuna sirip biru memang terkenal enak, bahkan kandungan gizinya termasuk tinggi.
Sayangnya, kita tidak boleh mengonsumsinya karena kandungan merkuri pada tuna sirip biru juga termasuk tinggi.
Di samping itu, jenis ikan ini keberadaannya sudah terancam punah.
5. Ikan Buntal
Ikan buntal pantang dikonsumsi karena dagingnya mengandung racun berbahaya.
Ikan buntal mengandung racun tetrodotoksin yang dapat menyerang sistem saraf dan sangat mematikan.
Racun ini bahkan diketahui lebih mematikan daripada sianida.
Baca juga: Ikan Hiu Goreng jadi Menu MBG, Badan Gizi Nasional Sebut Kearifan Lokal
Mengonsumsi sekitar 1–4 miligram racun tetrodotoksin murni saja sudah berakibat fatal bagi manusia.
6. Chilean Sea Bass
Chilean sea bass atau patagonian toothfish juga dikenal sebagai ikan kakap chili.
Jenis ikan ini dikenal memiliki harga mahal dan cita rasa yang enak dengan tekstur daging yang seperti mentega.
Sayangnya, ikan ini memiliki kandungan merkuri yang berbahaya bagi tubuh, terutama bagi anak-anak seperti kita.
Di samping itu, jenis ikan ini sebenarnya termasuk fauna yang dilindungi karena pertumbuhannya cenderung lambat.
Proses penangkapan ikan yang sering menggunakan long line atau pukat harimau juga dapat merusak lingkungan.
Sehingga jenis ikan ini sebaiknya tidak dikonsumsi.
7. Ikan Mahi-Mahi
Ikan mahi-mahi adalah jenis ikan yang banyak disukai.
Sayangnya, ikan ini bisa menyebabkan keracunan histamine atau keracunan scrombroid jika tidak disimpan secara tepat.
Baca juga: Mengenal Ikan Papuyu, Dijuluki Ikan Sultan Kalimantan, Disiapkan Jadi Ketahanan Pangan IKN Kaltim
Akibatnya, kita akan mengalami alergi parah, seperti gatal, kembung, bengkak di bagian tubuh, hingga kesulitan bernapas.
Kalau salah penyimpanannya, maka dengan mudah bakteri akan memecah asam amino histidin pada ikan mahi-mahi.
8. Ikan Orange Roughy
Ikan orange roughy sebaiknya tidak kita konsumsi karena jenis ikan ini tinggi akan kandungan merkuri.
Selain itu, jenis ikan ini keberadaannya sudah terancam punah.
Meski berusia panjang, ikan orange roughy memiliki proses reproduksi yang lambat.
Nah, jika terus dikonsumsi, maka jumlah ikan ini akan semakin sedikit dan bisa benar-benar punah.
Karena usianya yang bisa sangat panjang, maka kandungan merkuri di tubuh ikan lama-kelamaan juga akan makin meningkat sehingga sangat berbahaya jika dikonsumsi tubuh.
(*)
Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul 8 Ikan yang Pantang Dikonsumsi Meskipun Rasanya Enak, Apa Saja?
Waspadai Asam Urat Sejak Dini! Ini 9 Buah yang Bisa Bantu Obati Secara Alami |
![]() |
---|
Daftar 11 Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi, Mana yang Masih Sering Kamu Konsumsi? |
![]() |
---|
Mengenal Sindrom Baby Blues, Dampak Emosional Pasca Melahirkan dan Cara Menanganinya |
![]() |
---|
Ngorok Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, 9 Tips Alami Redakan Dengkuran |
![]() |
---|
10 Tips Atasi Insomnia Secara Alami, Dari Gaya Hidup Sehat hingga Terapi Kognitif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.