Pergantian Kapolri

4 Komjen Diisukan Masuk Bursa Calon Kapolri, Pengamat:Tak Sekadar Ganti tapi Harus Reformasi Polri

4 jenderal bintang 3 diisukan masuk bursa calon Kapolri, Pengamat:Tak sekadar ganti tapi harus reformasi institusi Polri.

Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
ISU PERGANTIAN KAPOLRI - Foto dokumentasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Isu pergantian kapolri makin mencuat. 4 jenderal bintang 3 diisukan masuk bursa calon Kapolri, Pengamat:Tak sekadar ganti tapi harus reformasi institusi Polri. (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan) 

TRIBUNKALTIM.CO -  Isu pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo semakin santer terdengar.

Sejumlah nama perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen Pol) mencuat sebagai kandidat kuat.

Komjen Pol berada di atas Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) dan di bawah Jenderal Polisi (Jenderal Pol).

Pangkat ini dilambangkan dengan tiga bintang emas di pundak

Isu pergantian Kapolri ini memicu pertanyaan besar, siapa yang akan dipilih Presiden Prabowo Subianto dan seberapa jauh komitmennya untuk mereformasi institusi Polri?

Setidaknya ada empat jenderal bintang tiga yang dikabarkan masuk bursa calon Kapolri.

Baca juga: 2 Nama Calon Kuat Kapolri Pengganti Jenderal Listyo Sigit

Mereka adalah Komjen Dedi Prasetyo (Wakapolri), Komjen Suyudi Ario Seto (Kepala BNN), Komjen Syahardiantono (Kabareskrim), dan Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho (Sekjen KKP).

Keempatnya dikenal memiliki rekam jejak dan keahlian yang beragam.

Pentingnya Sistem dan Revisi UU Polri

Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, berpendapat bahwa persoalan penggantian Kapolri bukan lagi soal siapa sosoknya, melainkan tentang komitmen untuk melakukan reformasi Polri secara menyeluruh.

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) adalah sebuah lembaga kajian independen di Indonesia yang fokus pada isu-isu pertahanan, keamanan, dan strategi nasional.

Lembaga ini dikenal karena analisisnya yang tajam dan kritis terhadap kebijakan pemerintah, khususnya di sektor pertahanan dan keamanan.

Menurut Bambang Rukminto, memilih Kapolri saja tidak cukup jika tidak disertai dengan perbaikan sistem.

"Yang dibutuhkan bukan hanya mengganti Kapolri, tetapi membangun sistem agar Polri berjalan dengan baik sesuai dengan harapan masyarakat," ujar Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (13/9/2025).

Bambang menilai, tanpa sistem yang baik, siapapun Kapolri yang terpilih akan sangat berpotensi mempertahankan status quo dan zona nyaman.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved