Berita Internasional Terkini

Angkuhnya Netanyahu, Ancam Bakal Balas Negara-negara yang Akui Palestina Usai Bertemu Trump

Angkuhnya Benjamin Netanyahu, ancam bakal balas negara-negara yang akui Palestina usai bertemu Donald Trump.

Tangkapan layar X/CristianoXtra
BENDERA PALESTINA - Cristiano Ronaldo memegang bendera Palestina. Portugal secara resmi mengakui Negara Palestina, negaranya Cristiano Ronaldo itu bergabung dengan Kanada, Inggris, dan Australia, karena semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk mendukung solusi dua negara. Portugal secara resmi mengakui Negara Palestina, menjadi negara Barat terbaru yang mengambil langkah ini setelah pengumuman serupa oleh Kanada, Inggris, dan Australia. (Tangkapan layar X/CristianoXtra) 

Pada 11 September 2025, Netanyahu menandatangani rencana proyek E1 untuk memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat seluas 12 km⊃2;, dengan pembangunan 3.421 rumah guna menghubungkan Ma’ale Adumim dengan Yerusalem yang diduduki.

Netanyahu menegaskan kembali sikapnya dengan mengatakan "tidak akan ada negara Palestina”, seraya menyatakan tujuan Israel adalah memperkuat kendali atas seluruh Tepi Barat, menggandakan jumlah penduduk permukiman, serta menjadikan Lembah Yordan sebagai garis depan timur Israel.

Proyek ini dinilai akan mengisolasi Yerusalem dari komunitas Palestina dan memutus keterhubungan wilayah yang dibutuhkan untuk pendirian negara Palestina.

Menurutnya, dengan menyebarkan permukiman dan pemukim Israel di wilayah Palestina dapat menjadi kekuatan bagi Israel dan mencegah berdirinya negara Palestina.

Selain itu, pemukim Israel yang berada di bawah lindungan militer Israel sering melakukan penjarahan lahan dan menyita rumah warga Palestina.

Al Jazeera melaporkan, pengakuan negara Palestina merupakan langkah kecil dan simbolis.

Negara-negara tersebut juga belum menyatakan atau merinci aspek apa saja yang dianggap sebagai pengakuan terhadap Palestina.

Para analis menyatakan skeptis, pengakuan tersebut dapat memperbaiki kondisi material warga Palestina yang saat ini menderita akibat agresi Israel.

Update Serangan Israel di Jalur Gaza

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 65.283 warga Palestina dan melukai sedikitnya 166.575 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu. 

Blokade bantuan semakin memperburuk keadaan, dengan 440 orang meninggal karena kelaparan, termasuk 147 anak-anak.

Selain itu, sejak 27 Mei, 2.518 orang tewas dan lebih dari 18.449 lainnya terluka ketika Israel menyerang warga yang sedang mencari bantuan, seperti dilaporkan Anadolu Agency.

Israel menyalahkan Hamas atas situasi ini, merujuk pada Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan ratusan warga Israel serta menyandera sekitar 250 orang. 

Hamas menyebut aksinya sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel sejak 1948 dan kontrol atas kompleks Masjid Al-Aqsa.

Meskipun sempat terjadi pertukaran tahanan pada 2023 dan Januari 2025, Israel mengklaim sekitar 50 sandera masih ditahan di Gaza. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved