Berita Nasional Terkini

Bukan Cuma 2029, Pengamat Sebut Perintah Jokowi Sinyal Gibran Harus di Lingkar Kekuasaan Sampai 2034

Soal apa makna di balik arahan Jokowi kepada relawan untuk dukung Prabowo-Gibran 2 periode, pengamat politik mengungkap hal mengejutkan.

Editor: Doan Pardede
HARIAN KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
JOKOWI DAN GIBRAN - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana mendampingi putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka usai melaksanakan adat tembungan di rumah calon istrinya Selvi Ananda Putri di Sumber, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/6/2015). 

Arah Politik Jokowi

Sebagai informasi, setelah turun dari kursi Presiden RI periode 2014-2019 dan 2019-2024. Jokowi telah mengungkap arah politiknya.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan dukungan kepada pemerintahan Prabowo–Gibran, tak hanya untuk satu periode, tetapi dua periode sekaligus.

Bahkan, Jokowi terang-terangan mengaku sudah lama memberikan arahan kepada relawannya untuk melakukan hal yang sama.

“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.

"Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode," tambahnya.

Dengan statement ini, Jokowi beserta kaum relawannya akan kembali mendukung duet Prabowo–Gibran di pemilihan presiden atau Pilpres yang akan datang, yakni Pilpres 2029.

Pernyataan Jokowi ini terlontar ketika pemerintahan Prabowo–Gibran belum genap berusia satu tahun, dan Pilpres 2029 masih empat tahun lagi.

Baca juga: Jokowi Tegas Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Bantah Ada Motif Lindungi Diri

Memotong Jalur Koalisi 

Selamat Ginting juga menilai, dengan mengarahkan relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode, Jokowi justru dapat memotong jalur partai koalisi yang akan datang.

Sebab, banyak kemungkinan dalam dunia politik. Bisa jadi yang ada di luar koalisi nanti digandeng atau sebaliknya.

"Sementara, kalau dilihat pada periode kedua Jokowi waktu itu toh juga harus menunggu koalisi-koalisinya seperti apa. Nah, dengan cara ini artinya Jokowi berpotensi memotong jalur partai-partai koalisi, karena belum tentu ya 80 persen dukungan di parlemen, itu juga harusnya diperhatikan" kata Selamat.

"Karena belum tentu juga misalnya PDIP di luar koalisi, belum tentu juga nantinya tidak diajak, bisa juga diajak," tambahnya.

"Nah, cara berpikirnya kira-kira begini; siapa yang akan menjadi wakilnya Presiden Prabowo ke depan? Itu sama saja mendapatkan karpet merah untuk bisa menjadi presiden berikutnya. siapa pun itu," papar Selamat.

"Karena itu, Presiden Prabowo tentu akan menghitung dengan cermat. Artinya begini, ini betul-betul seperti bola liar," sambungnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved