Berita Nasional Terkini
Bahlil Lahadalia Tanggapi Pernyataan Purbaya Soal Harga Elpiji 3 Kg, 'Mungkin Salah Baca Data'
Bahlil Lahadalia tanggapi pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa soal subsidi harga elpiji 3 Kg.
Meski begitu, Bahlil tidak menjelaskan berapa harga elpiji 3 kilogram tanpa disubsidi.
Menurut Bahlil, Purbaya belum diberi masukkan oleh tim atau bawahannya di Kemenkeu.
Ia menduga Purbaya belum menerima masukan yang lengkap dari jajaran internal Kementerian Keuangan.
"Jadi, saya kan sudah banyak ngomong tentang elpiji. Mungkin Menkeu-nya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya," kata Bahlil.

Komponen Subsidi Energi
Selain elpiji, Purbaya juga memaparkan besaran subsidi untuk bahan bakar lain. Ia menyebut bahwa harga keekonomian Pertalite adalah Rp11.700 per liter, sementara masyarakat hanya membayar Rp10.000 per liter. Selisih Rp1.700 per liter ditanggung oleh APBN sebagai kompensasi, atau sekitar 15 persen.
Baca juga: Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Akan Tumbuh 5,5 Persen, Belanja Masyarakat Naik Kencang
Untuk solar, harga keekonomian disebut sebesar Rp11.950 per liter, sedangkan harga jual ke masyarakat hanya Rp6.800 per liter.
Dengan demikian, subsidi yang diberikan pemerintah mencapai Rp5.150 per liter atau sekitar 43 persen.
Pernyataan Purbaya ini menjadi sorotan karena menyinggung besarnya beban subsidi energi dalam APBN, sekaligus memicu diskusi lintas kementerian soal akurasi data dan komunikasi kebijakan.
Purbaya Sebut Subsidi Energi Belum Tepat Sasaran
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti distribusi subsidi energi yang dinilai belum ideal.
Mengutip data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Ia menyebut, kelompok masyarakat sangat mampu, yakni desil 8 hingga 10, masih menikmati porsi signifikan dari subsidi yang seharusnya ditujukan bagi kelompok rentan.
Hal itu disampaikan Purbaya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR yang membahas realisasi kompensasi dan subsidi dalam APBN 2025, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
“Subsidi energi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama: harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan volume konsumsi. Harga jual BBM dan tarif listrik memang sudah disesuaikan sejak 2022, tapi belum mencapai harga keekonomian,” ujar Purbaya.
Ia menegaskan, pemerintah berkomitmen meningkatkan ketepatan sasaran subsidi melalui pemanfaatan data terpadu subsidi energi nasional. Transformasi subsidi kini diarahkan berbasis penerima manfaat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.