Berita Nasional Terkini

Hacker Bjorka Muncul, Sebut WTF yang Ditangkap Bukanlah Dirinya, Ancam Bocorkan Data Sensitif BGN

Hacker Bjorka muncul, sebut WTF yang ditangkap polisi bukanlah dirinya, ancam bocorkan data sensitif BGN.

Twitter @bjorkanism
BJORKA - Hacker Bjorka muncul, sebut WTF yang ditangkap polisi bukanlah dirinya, ancam bocorkan data sensitif BGN, pada Jumat (3/10/2025). (Twitter @bjorkanism) 

Akun @bjorkanesiaaa sempat membuat heboh pada awal 2025 karena mengklaim memiliki data nasabah bank dan mengunggah tampilan aplikasi perbankan ke media sosial.

Unggahan tersebut memicu kekhawatiran akan kebocoran data dan mendorong pihak bank untuk melapor ke kepolisian.

Dalam laporan itu, disebutkan bahwa akun tersebut juga mengirim pesan ancaman ke akun resmi bank dan mengklaim telah mengakses 4,9 juta data nasabah.

Motif dan Kronologi Penangkapan

Menurut Kasubdit IV Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, motif utama WFT dalam melakukan peretasan adalah kebutuhan ekonomi.

“Motivasinya adalah masalah uang. Segala sesuatu yang dikerjakan, sementara yang kita temukan, adalah untuk mencari uang,” ujar Herman dalam konferensi pers.

Meski WFT diduga hendak melakukan pemerasan, pihak bank belum sempat memberikan uang yang diminta. Karena tidak mendapat respons, pelaku akhirnya dilaporkan ke polisi.

Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Alvian Yunus, menjelaskan bahwa penangkapan WFT berawal dari laporan bank swasta terkait unggahan akun @bjorkanesiaaa yang menampilkan data nasabah dan mengancam sistem keamanan perbankan.

Jejak Digital dan Identitas Asli Bjorka Masih Misterius

Bjorka dikenal aktif di forum gelap (dark web) sejak 2020.

Dark web dan dark forum merupakan bagian dari internet yang tidak dapat diakses melalui mesin pencari biasa seperti Google, dan memerlukan perangkat khusus.

Biasanya digunakan oleh seseorang yang ingin berbagi informasi secara anonim.

Ia sempat berganti-ganti identitas daring, mulai dari Skywave, Shint Hunter, hingga Opposite6890.

Aktivitasnya terdeteksi kembali pada Desember 2024 setelah sejumlah negara menutup akses ke platform dark web.

Wadir Ciber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, menyatakan bahwa penyelidikan terhadap WFT masih berlangsung.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved