Mushola Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Capai 16 Orang, Tim SAR Masih Cari 47 Santri di Reruntuhan
Korban tewas mushala Ponpes Al Khoziny ambruk capai 16 orang, Tim SAR masih cari 47 santri di reruntuhan.
TRIBUNKALTIM.CO - Korban tewas mushala Ponpes Al Khoziny ambruk capai 16 orang, Tim SAR masih cari 47 santri di reruntuhan.
Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, terus bertambah.
Hingga Sabtu sore (4/10/2025), total korban tewas tercatat sebanyak 16 orang.
Korban terbaru ditemukan di sektor A2, tepatnya di area dekat tempat wudhu, sekitar pukul 16.15 WIB.
Baca juga: Identifikasi Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Terkendala Kondisi, Penjelasan Tim DVI
Jenazah korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut.
“Barusan ada satu lagi korban berhasil dievakuasi. Lokasinya di sektor A2,” ujar Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.
Dengan tambahan tersebut, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 29 orang dari lokasi kejadian.
Dari jumlah itu, 16 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara sisanya selamat.
Proses Evakuasi Masih Terus Dilakukan
Di lokasi kejadian, proses pencarian dan evakuasi korban masih berlangsung intensif.
Alat berat dikerahkan untuk membuka akses di antara puing-puing bangunan, dan petugas kemudian melanjutkan evakuasi secara manual saat menemukan korban.
Bangunan mushala yang ambruk merupakan bagian dari kompleks asrama putra Ponpes Al Khoziny.
Total penghuni yang terdampak dalam insiden ini diperkirakan mencapai 167 orang.
Dari jumlah tersebut, 120 orang telah ditemukan, terdiri dari 103 korban selamat dan dua orang yang telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
Namun, masih ada sekitar 47 orang yang belum ditemukan dan diduga masih berada di bawah reruntuhan.
Hingga saat ini, dari 16 korban meninggal dunia, baru lima jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI.
Baca juga: Tragedi Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny, 54 Korban Masih Dicari, Kesaksian Korban Selamat
Disaster Victim Identification (DVI) adalah proses sistematis dan ilmiah yang digunakan untuk mengenali korban jiwa dalam situasi bencana massal, seperti gempa bumi, kecelakaan pesawat, kebakaran besar, atau bangunan runtuh.
Tujuan utamanya adalah memastikan identitas korban secara akurat agar dapat disampaikan kepada keluarga dan diproses sesuai hukum serta etika kemanusiaan.
Proses identifikasi masih terus dilakukan dengan dukungan data DNA dari keluarga korban.
Kronologi Kejadian
Musibah ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, bertepatan dengan waktu shalat Asar.
Menurut kesaksian warga sekitar, terdengar suara keras menyerupai gempa sebelum diketahui bahwa bangunan mushala tiga lantai di bagian tengah pondok telah ambruk.
“Kemarin ada izin untuk pengecoran bagian atas. Sepertinya bangunan ini tiga lantai. Setahu saya ini mushala,” ungkap Munir, Ketua RT 7/RW 3 Desa Buduran, Sidoarjo, saat ditemui di lokasi.
Petugas kepolisian dan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Beberapa korban telah berhasil dievakuasi menggunakan ambulans, namun sebagian lainnya masih terjebak di bawah puing bangunan.

Keluarga Korban Tunggu Proses Evakuasi
Ratusan keluarga korban ambruknya musala di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, terus menunggu proses evakuasi yang sedang berjalan, Sabtu (4/10/2025).
Sejak hari pertama, mereka tinggal di sekitaran pesantren yang berada di Buduran, Sidoarjo, itu.
Sebagian besar keluarga korban menempati Kampus Al Khoziny yang juga merupakan Posko Basarnas.
Sebagian lain menginap di mushala dan rumah-rumah warga sekitar.
Sekarang, para keluarga korban itu disarankan untuk menunggu di sekitar RS Bhayangkara Surabaya.
Karena sejak Jumat (3/10/2025) kemarin, semua korban yang ditemukan langsung dibawa ke rumah sakit yang berada di Jalan Ahmad Yani Surabaya tersebut.
“Jenazah korban yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi, sehingga keberadaan keluarga di sekitar lokasi hanya menyaksikan proses pencarian saja,” kata Kepala BNBP, Letjend TNI Suhariyanto, Sabtu (4/10/2025).
Di sana, sudah disiapkan tempat berkumpul yang representatif dengan logistik yang memadai.
Sehingga di tengah-tengah bencana, mereka akan lebih tenang dalam menjalani hari-hari ketika menunggu proses identifikasi anggota keluarga.
Sejalan dengan itu, tim konselor dari Polri, Dinas Sosial dan relawan memberikan dukungan psikososial bagi keluarga korban, khususnya bagi mereka yang menunggu proses evakuasi dan identifikasi, agar tetap kuat menghadapi situasi yang penuh duka.
BNPB bersama BPBD Provinsi Jawa Timur juga akan segera menambah tenda khusus bagi keluarga korban, dilengkapi fasilitas dasar seperti tempat istirahat, layanan medis dan konsumsi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Harapannya, proses identifikasi dengan metode DVI dan keperluan lain yang berhubungan dengan jenazah korban dapat lebih cepat dilaksanakan dengan anggota keluarganya.
Di samping itu, dengan pendampingan dan dukungan kepada keluarga korban ini diharapkan dapat mengoptimalkan tim SAR dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
“Di sana (RS Bhayangkara Surabaya) keluarga korban lebih nyaman. Nanti disiapkan logistik dan peralatannya. Kalau di sini kita yang penting bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Untuk keluarga yang kehilangan korban ini kita siapkan kebutuhannya secara maksimal,” lanjutnya.
Kepala BNPB juga meminta kepada stakeholder terkait untuk membuka posko terpadu sebagai pusat informasi resmi untuk pelaporan dan pengaduan bagi keluarga korban.
Posko ini memfasilitasi keluarga untuk melaporkan anggota yang masih hilang sekaligus memperoleh perkembangan terbaru terkait operasi penyelamatan.
“Saya minta pak dandim, pak kapolres dan unsur pemerintah daerah semua melayani apa yang menjadi pertanyaan masyarakat. Tentunya kita sebagai negara hukum harus memahami apa saja informasi yang dapat disampaikan maupun yang dikecualikan. Tolong ini dijelaskan secara baik,” ujar Suharyanto. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Petugas Temukan Jasad Dekat Tempat Wudu, Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Jadi 16 Orang
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Keluarga Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Diimbau Menunggu di RS Bhayangkara Surabaya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.