Breaking News

Berita Nasional Terkini

3 Kali Bertemu Tanpa Istana, Apa yang Sebenarnya Dibahas Prabowo dan Jokowi?

Prabowo Subianto tercatat telah tiga kali bertemu dengan pendahulunya, Jokowi, dalam waktu kurang dari satu tahun.

Editor: Heriani AM
TRIBUNNEWS/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman.
PERTEMUAN PRABOWO-JOKOWI - Presiden Prabowo Subianto makan malam bersama Presiden ke-7, Joko Widodo, di Omah Semar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/11/2024). Sejak dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto tercatat telah tiga kali bertemu dengan pendahulunya Jokowi, dalam waktu kurang dari satu tahun. (TRIBUNNEWS/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman) 

Namun, tak bisa dihindari bahwa perihal ini bentuk penghormatan Presiden ke-7 kepada Presiden Prabowo.

Pertemuan tersebut juga sebagai sinyal afiliasi politik Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Tentu saja, hal itu juga tak lepas dari keterlibatan aktif Jokowi bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa waktu terakhir.

"Karena dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi intensif bersama PSI termasuk hadir dalam agenda di Bali," ujar Agung Baskoro yang menjabat Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, kepada Tribunnews.com, Minggu (5/10/2025).

Lebih lanjut, Agung menilai relasi personal antara Jokowi dan Prabowo tetap terjaga meski dinamika politik nasional terus bergerak.

"Secara personal, pertemuan keduanya membuktikan bahwa relasi antarkeduanya baik-baik saja di tengah pasang surut  dinamika kebangsaan," ungkapnya.

Jokowi, seperti diketahui, memang tidak memiliki jabatan resmi di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tetapi ia sangat dekat secara politik dan ideologis dengan partai tersebut.

PSI bahkan menjadikan Jokowi sebagai figur sentral atau “kiblat politik” mereka.

Sementara menurut Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya, pertemuan antara Presiden Prabowo  dan Jokowi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025), tidak baik untuk demokrasi.

Penilaian Yunarto, terkait topik yang dibicarakan antara Prabowo dan Jokowi yang diduga olehnya tidak jauh dari kondisi politik saat ini.

Dia menganggap pertemuan ini sebagai wujud laporan dari Jokowi terkait kepengurusan baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di mana ada beberapa elite dari Partai NasDem bergabung ke partai yang diketuai oleh Kaesang Pangarep tersebut.

Adapun dua orang yang berpindah dari NasDem ke PSI yakni Ahmad Ali dan Bestari Barus. 

“Kalau mau ditarik lebih detail lagi, ada peristiwa yang mirip-mirip nih yang mendahului pertemuan Jokowi dengan Prabowo, pada saat pertemuan Juli lalu, itu bersamaan dengan kongres PSI,” kata Yunarto dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Minggu (5/10/2025).

“Kalau kita lihat peristiwa sekarang itu juga terjadi berapa hari setelah pelantikan pengurus PSI dan kita tidak tahu ada beberapa pengurus partai lain yang juga diambil, ikut PSI, ada Ahmad Ali, ada Bestari Barus dan orang tetap mengkaitkan PSI ini kan partai Jokowi.” sambungnya.

Baca juga: Jokowi Temui Prabowo di Kertanegara, Pertemuan Selama 2 Jam Bahas Apa?

Selain itu, Yunarto menduga pertemuan tersebut juga menjadi upaya Jokowi untuk memperlihatkan masih memiliki pengaruh secara politik di Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved