Mushola Ponpes Al Khoziny Ambruk

Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumlah Korban Tewas Terbaru dan yang Masih Dicari

BNPB mengumumkan, per Senin (6/10/2025), total korban tewas akibat peristiwa ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo mencapai 50 orang.

|
Editor: Doan Pardede
TRIBUNJATIM.COM/HABIBUR ROHMAN
EVAKUASI PONPES SIDOARJO - Korban meninggal dunia dalam peristiwa robohnya bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo terus bertambah. Saat ini terhitung sudah ada sembilan orang korban meninggal dunia. (TRIBUNJATIM.COM/HABIBUR ROHMAN) 

TRIBUNKALTIM.CO - Proses evakuasi korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk masih terus berlanjut hingga, Senin (6/10/2025).

Deputi III Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen Budi Irawan mengumumkan, per Senin (6/10/2025), total korban tewas mencapai 50 orang.

Adapun jumlah tersebut setelah berhasilnya ditemukan tujuh jenazah pada Minggu (5/10/2025) dan Senin pagi.

Sementara, korban selamat mencapai 104 orang.

Baca juga: 5 Fakta Terkini Musala Pondok Pesantren Ambruk di Sidoarjo, Kronologi, Jumlah Korban Luka dan Wafat

Budi juga mengatakan hingga saat ini masih ada 13 korban yang masih tertimbun reruntuhan.

"Telah ditemukan 7 jenazah lagi. Sehingga diperkirakan 13 korban yang kita cari di lokasi runtuhnya musala di pondok pesantren di Sidoarjo ini."

"Total dari korban ada 154 orang. Yang selamat ada 104 orang, kemudian yang meninggal 50," katanya dalam konferensi pers pada Senin pagi.

Budi mengatakan hingga saat ini, pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas dan TNI.

Dia menyebut evakuasi direncanakan akan selesai pada hari ini.

"Diharapkan pada hari ini kita akan selesai evakuasi dari yang diperkirakan tinggal 13 orang (masih tertimbun)," jelasnya.

Budi juga mengungkapkan runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny menjadi peristiwa yang paling banyak memakan korban selama tahun 2025.

Bahkan, tragedi ini lebih banyak memakan korban ketimbang bencana alam seperti banjir di Bali hingga banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT)

"Bahwa korban kali ini di sepanjang tahun 2025, ini adalah korban cukup besar menurut BNPB. Karena dari bencana-bencana alam seperti di Poso, termasuk banjir bandang di Bali atau Nagekeo. Ini korbannya cukup banyak, ada 50 orang meninggal," katanya, seperti dilansir Tribun Jatim di artikel berjudul "Santri Akui Ikut Ngecor Bangunan Ponpes Al Khoziny yang Kini Ambruk, Ketua RT Ungkap Tak Ada Molen".

Penyebab Robohnya Musala Versi BNPB

Sebelumnya, BNPB sempat merilis penyebab robohnya musala di Ponpes Al Khoziny pada Selasa (30/9/2025).

Baca juga: Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Capai 16 Orang, Tim SAR Masih Cari 47 Santri di Reruntuhan

Kepala Pusat Data Infromasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengungkapkan robohnya musala karena kegagalan teknologi sehingga perlu adanya antisipasi berupa penerapan standar keselamatan konstruksi secara ketat.

"Masyarakat dan pengelola bangunan bertingkat diimbau untuk memastikan pengawasan teknis pembangunan agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang," katanya.

Santri Ikut Ngecor, Musala Dibangun Baru 10 Bulan

Di tengah tragedi yang memilukan, terungkap fakta di mana santri yang mondok di ponpes tersebut turut melakukan pengecoran.

Hal ini diungkap oleh salah satu santri yang menjadi korban, Rizki Ramadhan (19). 

Bahkan, saat peristiwa terjadi, Rizki tengah melakukan pengecoran bersama dengan pekerja lain.

"Saya tidak tahu persis siapa saja yang tertimpa bangunan, soalnya waktu itu saya berada di atas ikut kerja," ujar Rizki.

"Anak-anak di musala sedang salat asar, tiba-tiba bangunannya ambruk," imbuhnya pada Senin (29/9/2025) lalu, dikutip dari Tribun Jatim.

Sementara, menurut beberapa sumber, pengecoran dilakukan santri diduga sebagai hukuman jika tidak ikut kegiatan ponpes.

Terpisah, pengasuh Ponpes Al Khoziny, Abdul Salam Mujib mengatakan mushala tersebut sudah berdiri sejak 9 sampai 10 bulan lalu terhitung pertama kali pengerjaan.

"Sudah lama, sudah 9 sampai 10 bulan. Baru tiga (lantai) dek terakhir jadi enggak pakai genteng, langsung dek," kata Abdul.

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved