Rereongan Sapoe Sarebu

Kebijakan Iuran Rp 1000 per Hari Dedi Mulyadi, Ini Respons Ono Surono

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi kembali menarik perhatian publik dengan kebijakan barunya yang mengajak masyarakat Jabar menyisihkan uang

Dedi (TribunJabar/Hilman Kamaludin) dan Ono (Tribun Jabar/Kiki Andriana)
IURAN RP 1000 - Kolase foto Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat memberikan keterangan di Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5/2025).dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono diwawancarai TribunJabar.id. Respons Ono Surono soal kebijakan iuran Rp 1000 Desi Mulyadi (Dedi (TribunJabar/Hilman Kamaludin) dan Ono (Tribun Jabar/Kiki Andriana) 

“Bila gerakan ini berjalan, maka penurunan APBD Provinsi Jabar dan Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2026 semoga tidak berpengaruh terhadap masalah sosial dan ekonomi,” tambahnya.

Pelaksanaan Perdana di Purwakarta

Kabupaten Purwakarta menjadi daerah pertama yang menerapkan gerakan ini.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (akrab disapa Om Zein), mengungkapkan bahwa iuran Rp1.000 per hari telah diberlakukan di lingkungan Pemkab, sekolah, hingga desa-desa.

“Sumbangan ini sifatnya ikhlas, bukan paksaan,” tegas Zein. “Gerakan ini sederhana, tapi dampaknya besar. Kalau semua ikut, nilainya bisa luar biasa untuk membantu warga yang benar-benar membutuhkan.”

Ia menegaskan bahwa setiap desa dan organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki bendahara khusus untuk mengelola dana yang terkumpul, dan audit rutin akan dilakukan oleh Inspektorat, meski dana ini bukan dana pemerintah.

Warga juga dapat mengawasi transparansi pengelolaan iuran melalui pos pengaduan publik yang disiapkan Pemkab Purwakarta.

Tanggapan Warga dan Pengamat

Kebijakan ini menuai beragam respons dari masyarakat.

Sebagian mendukung, sebagian skeptis, dan sebagian lainnya menolak karena khawatir terhadap potensi penyalahgunaan dana.

Edi Kusnaedi (35), warga Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, menyatakan dukungannya meski dengan catatan.

“Seribu rupiah itu kecil sekali, tapi kalau dikumpulkan banyak orang, pasti hasilnya besar. Bisa bantu anak-anak sekolah atau orang sakit yang tidak mampu,” ujarnya.

Namun, Edi berharap pemerintah menjamin transparansi penggunaan dana agar tepat sasaran.

“Apakah uangnya benar-benar sampai ke masyarakat atau tidak? Kalau mekanismenya jelas dan transparan, pasti banyak yang mau ikut,” katanya.

Berbeda dengan Edi, Enung (40), warga Kecamatan Soreang, justru keberatan. Ia menilai program ini berisiko disalahgunakan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved