Reshuffle Kabinet
Tak Perlu Tambah Wakil Menteri Keuangan, Purbaya Ingin Lebih Sat Set dan Hemat Gaji
Tak perlu tambah Wakil Menteri Keuangan, Purbaya ingin lebih sat set dan hemat gaji.
Ia menilai peluang itu bisa terwujud setidaknya dua hingga tiga tahun mendatang.
Meski demikian, Purbaya akan mencoba menjalankan perintah Prabowo.
Namun, ia menyebut hal yang menjadi prioritasnya saat ini adalah mengembalikan situasi ekonomi yang melambat.
"Tiga bulan, 100 hari itu ya? Wah dia (Prabowo) kasih angka tinggi banget, gede juga saya bilang, betapa kita leverage. Kita sampaikan delapan persen itu (besar)."
"Dia bilang jangan lama-lama, cepat. Ya kita cobalah," tutur Purbaya, Senin (8/9/2025).
"Kalau sebagai ekonom ya, tahun ini 8 persen mungkin agak sulit. Dua tahun, tiga tahun ke depan ada peluangnya yang dicapai."
"Kita balikin arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dulu, kita sesuaikan," tukasnya.
Leverage adalah penggunaan dana pinjaman (utang) untuk membeli aset atau melakukan investasi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan potensi imbal hasil investasi atau keuntungan bisnis.
Pengamat: Purbaya Disukai Media dan Rakyat
Sejak kemunculannya, Purbaya Yudhi Sadewa kerap menuai berbagai reaksi dari publik terkait pernyataan maupun kebijakannya.
Ia mendapat kritik di hari pertamanya menjabat sebagai Menkeu ketika menanggapi soal tuntutan rakyat 17+8.
Purbaya juga menjadi sorotan buntut unggahan sang anak, Yudo Sadewa, di media sosial yang menyebut Sri Mulyani adalah agen intelijen Amerika Serikat (AS).
Namun, Purbaya juga mendapat apresiasi karena ketegasannya soal anggaran negara.
Termasuk, janjinya akan memangkas anggaran program Makanan Bergizi Gratis (MBG) jika tidak terserap maksimal hingga akhir Oktober 2025 nanti.
Ia juga menuai respons positif publik saat mengkritik sejumlah lembaga negara, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.