Berita Nasional Terkini

7 Pernyataan Budi Arie soal Kereta Cepat Whoosh, Projo Dukung Penegakan Hukum Jika Ada Pelanggaran

Proyek kereta cepat Whoosh kembali menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan korupsi dalam pelaksanaannya.

TRIBUNNEWS/ Endrapta Pramudhiaz
KERETA CEPAT WHOOSH - Budi Arie Setiadi. Budi Arie soal kereta cepat Whoosh, jelaskan sikap Projo, takkan membela siapapun dalam penegakan kebenaran (TRIBUNNEWS/ Endrapta Pramudhiaz) 

“Kita justru malah mengharapkan program kereta cepat ini bukan sekadar Jakarta–Bandung, tapi Jakarta–Surabaya. Daya ungkit kalau kereta cepat Jakarta–Surabaya bisa mengungkit ekonomi Jawa ini tiga kali lipat,” tegasnya.

7. Efek Sosial dan Lingkungan yang Positif

Menurut Budi Arie, manfaat proyek Whoosh sudah nyata terasa di masyarakat.

“Gas emisi berkurang karbon, iya kan? Terus juga kemanfaatan sosialnya. Pertumbuhan di sekitar wilayah Whoosh,” katanya.

Penurunan emisi karbon menjadi indikator penting dari pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, proyek ini juga menciptakan efek sosial seperti peningkatan aktivitas ekonomi, bisnis baru di sekitar stasiun, dan akses transportasi yang lebih inklusif.

KPK Masih Menyelidiki Dugaan Korupsi Proyek Whoosh

KPK melalui Juru Bicara Budi Prasetyo mengonfirmasi bahwa lembaganya masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi proyek kereta cepat.

Namun, karena masih dalam tahap penyelidikan, informasi rinci belum bisa disampaikan ke publik.

“Penyelidikan itu adalah informasi yang dikecualikan ya, yang sebetulnya tertutup untuk disampaikan ke publik,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Senin (27/10/2025).

Tahapan penyelidikan di KPK berarti proses pengumpulan data dan klarifikasi awal sebelum naik ke tahap penyidikan.

Mahfud MD Ungkap Dugaan Mark Up Biaya Proyek

Kasus ini mencuat setelah Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), mengungkap dugaan adanya mark up (penggelembungan biaya) dalam proyek Whoosh.

Mahfud bahkan membandingkan biaya pembangunan per kilometer antara Indonesia dan China.

Biaya pembangunan di Indonesia disebut mencapai 52 juta dolar AS per km, sedangkan di China hanya 17–18 juta dolar AS.

Temuan tersebut memicu desakan agar aparat penegak hukum menelusuri aliran dana dan struktur pembiayaan proyek.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved