Gelar Pahlawan Nasional

Marsinah Jadi Pahlawan Nasional, Keluarga Harap Pemerintah Hapuskan Outsourcing

Marsinah jadi Pahlawan Nasional, keluarga harap pemerintah hapuskan outsourcing dan serius perbaiki nasib buruh, Senin (10/11/2025).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
MARSINAH PAHLAWAN NASIONAL - Sejumlah buruh melakukan aksi renungan mengenang kematian Marsinah dan Sebastian di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara. Marsinah kini resmi jadi Pahlawan Nasional. Keluarga pahlawan nasional Marsinah berharap pemerintah memperhatikan kembali nasib buruh di Indonesia, di antaranya menghapus outsourcing. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Ringkasan Berita:
  • Keluarga Marsinah berharap pengakuan sebagai Pahlawan Nasional diikuti dengan kebijakan nyata untuk buruh, bukan sekadar simbol penghormatan
  • Sistem outsourcing dinilai merugikan pekerja karena menciptakan ketidakpastian kerja dan pendapatan, serta berpotensi memicu konflik dalam rumah tangga
  • Pemerintah diminta menghapus praktik outsourcing dan mengembalikan sistem kerja yang lebih stabil dan manusiawi, demi kesejahteraan buruh dan keluarganya

TRIBUNKALTIM.CO - Keluarga Marsinah harap pemerintah serius perhatikan nasib buruh dan hapus sistem outsourcing.

Usai menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah, keluarga aktivis buruh tersebut menyampaikan harapan agar pemerintah tidak berhenti pada pengakuan simbolik, tetapi juga melanjutkan perjuangan Marsinah dengan memperbaiki kondisi buruh di Indonesia.

Salah satu sorotan utama adalah sistem kerja outsourcing yang dinilai merugikan pekerja.

Outsourcing adalah praktik menyerahkan sebagian pekerjaan atau fungsi perusahaan kepada pihak ketiga (perusahaan lain atau tenaga kerja dari luar) untuk dikerjakan.

Tujuannya biasanya untuk efisiensi biaya, fokus pada inti bisnis, dan mendapatkan tenaga ahli tanpa harus merekrut secara permanen.

Baca juga: Sosok Marsinah dan Hajjah Rahmah, Tokoh Perempuan yang Masuk 40 Nama Calon Pahlawan Nasional 2025

Harapan Keluarga Marsinah

Marsini, kakak kandung Marsinah, menyampaikan langsung harapan tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto dalam acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Ia menekankan bahwa perjuangan Marsinah pada awal 1990-an dalam membela hak-hak buruh harus dilanjutkan dalam bentuk kebijakan nyata yang meningkatkan kesejahteraan pekerja.

“Harapan kami kepada teman-teman Marsinah yang selama ini telah berjuang juga untuk meningkatkan taraf hidupnya, semoga dengan adanya UMR-UMR itu bisa mencukupi kehidupan yang lebih layak,” ujar Marsini.

Marsini secara khusus menyoroti praktik outsourcing yang menurutnya membuat banyak buruh hidup dalam ketidakpastian.

MARSINAH PAHLAWAN NASIONAL - Tangis keluarga pecah saat penghormatan Marsinah di Istana Negara. Aktivis buruh itu kini resmi jadi Pahlawan Nasional. Keluarga pahlawan nasional Marsinah berharap pemerintah memperhatikan kembali nasib buruh di Indonesia. (Tribunnews/Igman Ibrahim)
MARSINAH PAHLAWAN NASIONAL - Tangis keluarga pecah saat penghormatan Marsinah di Istana Negara. Aktivis buruh itu kini resmi jadi Pahlawan Nasional. Keluarga pahlawan nasional Marsinah berharap pemerintah memperhatikan kembali nasib buruh di Indonesia. (Tribunnews/Igman Ibrahim) (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Ia berharap pemerintah dapat menghapus sistem tersebut, sebagaimana kondisi kerja di masa lalu yang lebih stabil.

“Jangan ada PHK-PHK terutama yang outsourcing. Siapa tahu dengan Pak Prabowo bisa dibuat seperti zaman dulu, tidak ada outsourcing, sehingga kehidupan rumah tangga bisa berjalan lancar,” katanya.

Ia menambahkan bahwa kontrak kerja jangka pendek yang umum dalam sistem outsourcing kerap menimbulkan tekanan psikologis dan konflik dalam keluarga, bahkan berujung pada perceraian.

“Kalau outsourcing tiga bulan selesai, otomatis kalau sudah berumah tangga itu bisa jadi pertengkaran, sehingga banyak perceraian,” pungkasnya.

Baca juga: Soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, PDIP: Pemerintah Seperti Tuli dan Abai

Marsinah, Simbol Perjuangan Buruh

Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh perempuan yang tewas secara tragis pada 1993 setelah memperjuangkan hak-hak pekerja pabrik.

Pengakuan negara atas jasanya sebagai Pahlawan Nasional menjadi simbol penting, namun keluarga berharap semangat perjuangannya benar-benar diwujudkan dalam kebijakan yang berpihak pada buruh.

Ucapkan Terima Kasih

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved