Berita Nasional Terkini

Rekam Jejak Arif Satria, Dilantik Prabowo jadi Kepala BRIN, Lepas Jabatan Rektor IPB

Nama Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) dilantik Prabowo menjadi Kepala BRIN

Humas IPB
KEPALA BRIN - Arif Satria, Rektor IPB.. Arif Satria baru saja dilantik Prabowo jadi Kepala BRIN (Humas IPB) 

Kariernya berkembang pesat berkat kiprahnya dalam bidang ekologi politik, yaitu studi tentang interaksi antara lingkungan hidup, kekuasaan, dan kebijakan publik.

Pada tahun 2010, ia dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

Dalam posisi itu, Arif banyak memperjuangkan konsep ekonomi biru — pendekatan pembangunan ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan sumber daya laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Tahun 2017 menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya ketika ia terpilih sebagai Rektor IPB University.

 Di bawah kepemimpinannya, IPB melakukan modernisasi besar-besaran dalam sistem riset dan pendidikan, termasuk peningkatan kolaborasi internasional, penguatan inovasi agritech, serta pengembangan program kewirausahaan mahasiswa.

Atas dedikasinya, Arif dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB pada 2019, dengan bidang keahlian Ekologi Politik.

 Ia dikenal sebagai akademisi yang menekankan pentingnya integrasi antara ilmu sosial dan kebijakan publik dalam pembangunan berkelanjutan.

Keterlibatan dalam Pemerintahan dan Lembaga Nasional

Selain berkiprah di dunia akademik, Arif juga aktif di berbagai lembaga dan forum nasional. Ia pernah menjadi anggota Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dibentuk oleh Presiden ke-7 Joko Widodo.

Dalam peran tersebut, Arif dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan objektif dalam menilai calon pimpinan lembaga antirasuah itu.

Bidang keahliannya yang luas — mulai dari ekonomi pertanian, sosiologi pedesaan, hingga kebijakan maritim — menjadikan Arif sering dilibatkan dalam penyusunan strategi nasional di sektor kelautan dan perikanan.

Konsep “ekonomi biru” yang ia usung bahkan mendapat pengakuan internasional. Pada tahun 2008, ia meraih Yamamoto Prize, penghargaan akademik bergengsi dari Jepang untuk peneliti muda yang berkontribusi dalam pengembangan kebijakan kelautan berkelanjutan.

Pendidikan:

SD Islam 2 Pekalongan (1984)

SMP Islam Pekalongan (1987)

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved