Berita Nasional Terkini
Perintah Kapolri ke Brimob: Tingkatkan Kualitas, Perkuat Intelijen, dan Evaluasi Penanganan Demo
Perintah Kapolri ke Brimob: Tingkatkan kualitas, perkuat intelijen, dan evaluasi penanganan unjuk rasa, Jumat (14/11/2025).
Ringkasan Berita:
- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan Brimob harus meningkatkan kualitas dan adaptasi menghadapi ancaman extraordinary crime yang semakin kompleks
- Kerusuhan Agustus 2025 dijadikan evaluasi penting
- Polri diminta memperbaiki pola penanganan unjuk rasa dengan belajar dari praktik pengamanan di negara lain
TRIBUNKALTIM.CO - Perintah Kapolri ke Brimob: Tingkatkan kualitas, perkuat intelijen, dan evaluasi penanganan unjuk rasa, Jumat (14/11/2025).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pentingnya peningkatan kualitas Korps Brimob Polri di tengah perkembangan ancaman keamanan yang semakin kompleks.
Hal ini disampaikan Kapolri saat menghadiri syukuran Hari Ulang Tahun ke-80 Brimob di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).
Menurut Sigit, Brimob sebagai pasukan elite harus mampu beradaptasi dengan perubahan pola kejahatan yang kini berkembang lebih cepat dan tidak lagi bersifat konvensional.
Baca juga: Prabowo Klaim Kantongi Indikasi Otak Kerusuhan, Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Mafia dan Koruptor
“Banyak ancaman extraordinary crime yang kita harus selalu siap hadapi sesuai perkembangan dinamika. Keterampilan yang dimiliki juga harus terus disesuaikan,” ujar Sigit.
Brimob Diminta Perluas Wawasan
Kapolri menekankan perlunya Brimob memperbarui standar kemampuan, termasuk melalui studi banding ke negara-negara yang memiliki satuan kepolisian khusus bertaraf internasional.
Langkah ini dinilai strategis agar Brimob tidak hanya mampu merespons ancaman, tetapi juga mengantisipasi potensi gangguan keamanan berskala besar.
Evaluasi Kerusuhan Agustus 2025
Dalam arahannya, Sigit juga menyinggung kembali kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada Agustus 2025, yang ia sebut sebagai “Agustus Kelabu” dan “Black September”.
Peristiwa tersebut menjadi evaluasi penting bagi institusi kepolisian.
Ia menambahkan, kerusuhan serupa juga terjadi di sejumlah negara lain seperti Nepal, Prancis, Peru, dan India, bahkan berdampak pada pergantian pemimpin di negara-negara tersebut.
“Alhamdulillah kerja keras dari rekan-rekan, kita bisa mengembalikan situasi keamanan dan 1.071 orang saat ini kita lakukan penegakan hukum,” kata Sigit.
Baca juga: Jakarta Diguncang Demo Hari Ini, Aksi Ultras Garuda di Kantor PSSI hingga Mahasiswa Geruduk MK
Perbaikan Pola Penanganan Unjuk Rasa
Kapolri menegaskan bahwa pola penanganan aksi massa di Indonesia harus terus diperbaiki.
Ia menyebut sejumlah negara seperti Prancis, Jerman, dan Jepang memiliki pola pengamanan unjuk rasa yang bisa dijadikan referensi bagi Polri.
“Dalam hal penanganan unjuk rasa, ini juga menjadi bagian yang harus terus kita lakukan perbaikan dan evaluasi,” ujarnya.
formula Tangani Unjuk Rasa
Ia mengatakan, Polri tengah menyusun formula terbaik dalam menangani unjuk rasa, mulai dari aksi yang bersifat kebebasan berekspresi hingga situasi yang berkembang menjadi kerusuhan.
Menurut dia, hal itu demi mengurangi atau mencegah jumlah korban unjuk rasa.
“Kita juga sedang mencari formula terbaik terkait dengan masalah pola penanganan unjuk rasa sehingga yang kita lakukan mulai dari unjuk rasa yang sifatnya kebebasan berekspresi sampai dengan penanganan aksi kerusuhan. Sehingga, yang kita lakukan bisa betul-betul terukur, tegas, humanis, dan juga mengurangi jumlah korban yang ada," tambahnya.
Baca juga: Kapolri Sebut Polisi Hadir di Aksi Demo Bukan untuk Membatasi Kebebasan Berpendapat
Sigit menyarankan agar Brimob dapat terus meningkatkan kemampuan, salah satunya melakukan studi banding ke negara-negara yang memiliki pasukan polisi khusus berstandar tinggi.
Mulanya, Sigit menekankan bahwa berbagai bentuk ancaman kejahatan yang bersifat extraordinary crime kini berkembang cepat dan dinamis.
Karena itu, kemampuan Brimob sebagai pasukan elite harus mengikuti perubahan tersebut.
“Banyak juga hal-hal lain, ancaman-ancaman yang extraordinary crime yang kita harus selalu siap disesuaikan dengan perkembangan dinamika yang ada sehingga keterampilan yang harus kita miliki juga harus terus disesuaikan ya," ujar Sigit.
Baca juga: MK Larang Kapolri Tempatkan Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Wajib Mundur atau Pensiun
Belajar dari negara lain Kemudian, Kapolri menuturkan bahwa sejumlah negara memiliki pasukan-pasukan polisi khusus dengan kemampuan yang dapat dijadikan model.
Ia pun mendorong Brimob untuk mempelajari keunggulan pasukan tersebut, khususnya kemampuan yang belum dimiliki Brimob saat ini.
“Beberapa negara tentunya memiliki pasukan-pasukan polisi khusus yang tentunya ini bisa menjadi model tentang kemampuan-kemampuan yang mereka miliki. Mana yang belum kita miliki, tentunya silakan untuk rekan-rekan terus melaksanakan studi banding peningkatan kemampuan," kata Sigit menegaskan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251115_Kapolri-di-HUT-BRIMOB.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.