Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal Diduga Korban Bully, Ini Kronologi dan Penjelasan Polisi

Namun, menurut keluarga korban, komitmen itu tidak dijalankan sepenuhnya.

RF mengatakan, “Awalnya pihak pelaku mau tanggung jawab penuh. Tapi waktu korban dibawa ke Fatmawati, keluarga pelaku malah lepas tangan, sampai nyuruh orangtua korban cari pinjaman uang sendiri.”

Keluarga kemudian kembali melaporkan kasus ke sekolah, tetapi diarahkan melapor ke Dinas Pendidikan.

“Kemarin LBH kami ke sekolah, tapi diarahkan untuk lapor ke Dindik,” jelas RF.

Polisi Cari Unsur Pidana

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, menyatakan pihaknya telah memeriksa empat saksi.

Polisi juga bekerja sama dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dalam pendampingan.

Victor menjelaskan, “Kami akan melihat apakah memang ada terjadi tindak pidana di dalamnya (peristiwa kematian korban).”

“Termasuk, apakah sakit yang diderita oleh korban berkaitan dengan dugaan adanya tindak pidana.”
Ia memastikan penyidikan dilakukan profesional sesuai prosedur.

Hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka karena proses masih tahap penyelidikan.

Suara PB PGRI: Perundungan Harus Diberantas

Wakil Sekretaris Jenderal PB PGRI, Sumardiansyah Perdana Kusuma, menegaskan bahwa organisasi guru menolak segala bentuk perundungan.

“Sikap PGRI seperti itu. Solusinya seperti apa? Kami berharap seluruh warga sekolah seperti tenaga pendidik, kepala sekolah, orangtua dan warga sekolah punya kesadaran untuk menciptakan lingkungan yang aman,” katanya.

Ia juga menyinggung Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), yang mengatur kewajiban sekolah membentuk tim pencegah kekerasan.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul BREAKING NEWS: Korban Dugaan Bully SMPN 19 Tangsel Meninggal, Sempat Kritis