Berita Viral
Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal Diduga Korban Bully, Ini Kronologi dan Penjelasan Polisi
Seorang siswa SMP Negeri 19 Tangerang Selatan, berinisial MH (13 tahun), dinyatakan meninggal dunia diduga karena jadi korban bully
“Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali,” ujar ibu korban, Y (38), saat ditemui di Serpong (10/11/2025).
Y juga menjelaskan bahwa setelah MPLS berakhir, kekerasan tidak berhenti.
“Sering ditusuk pakai sedotan di tangan. Waktu belajar, lengannya ditendang, punggungnya juga pernah dipukul,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Kekerasan memuncak pada Senin (20/10/2025) ketika kepala MH diduga dipukul menggunakan kursi besi oleh teman sebangkunya, yang berinisial RI.
Akibat insiden itu, korban mengalami benjolan di kepala, yang kemudian berkembang menjadi gangguan penglihatan dan kelumpuhan sebagian tubuh.
Kakak sepupu korban, RF (29), “Dari tanggal 21 Oktober matanya mulai rabun, terus badannya juga lemah seperti lumpuh,” ungkap RF.
Korban awalnya tidak langsung melapor kepada orangtuanya karena khawatir kondisi ibunya yang baru keluar dari ICU.
Namun sehari kemudian, MH akhirnya menceritakan kejadian tersebut setelah didesak oleh sang ibu.
Y menuturkan, “Saya tanya, ‘Abang kenapa?’ Dia bilang, ‘Tapi mama jangan kaget, jangan takut, jangan nyesek. Aku dijedotin sama teman.’ Setelah saya desak lagi, dia akhirnya bilang, ‘Bukan dijedotin, tapi dipukul pakai kursi besi.’”
Perawatan Intensif dan Kondisi Korban Memburuk
Setelah mengalami gejala yang semakin serius, keluarga membawa MH ke Rumah Sakit Columbia BSD. Namun, karena fasilitas terbatas, ia kemudian dirujuk ke RSUP Fatmawati.
Di sana, kondisi korban terus menurun. Ia mengalami gangguan penglihatan, kelemahan tubuh, hingga akhirnya masuk ICU dengan pemasangan intubasi sejak 11 November.
Korban dirawat lebih dari seminggu sebelum akhirnya dinyatakan meninggal pada 16 November 2025.
Proses Mediasi dan Dugaan Pelaku Lepas Tanggung Jawab
Kasus ini sempat dimediasi oleh pihak sekolah pada 22 Oktober 2025.
Kepala sekolah SMPN 19 Tangsel, Frida Tesalonik, membenarkan bahwa mediasi dilakukan dan menghasilkan surat pernyataan bahwa orangtua pelaku bersedia menanggung biaya pengobatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251116_korban-bully-meninggal.jpg)