Demo Aliansi Balikpapan Melawan

Emak-emak Serikat Buruh Balikpapan Naik Pitam, Listrik Diputus Saat Demo Tolak Kenaikan PBB

Aksi penolakan kenaikan PBB di Balikpapan memanas. Warga merasa suara mereka dibungkam saat listrik untuk pengeras suara diputus

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
NAIK PITAM - Seorang wanita dari Serikat Buruh, Farah Devi, yang memprotes perkara tak mendapat akses listrik dari lingkungan Balai Kota Balikpapan, Senin (25/8/2025). Dia menganggap bahwa Pemerintah tidak memberi ruang aspirasi terhadap massa aksi. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

Pantauan di lapangan, massa mulai tiba di halaman depan Pemkot Balikpapan pukul 11.50 Wita. 

Kemudian mereka berorasi secara bergantian lewat pengeras suara. 

Ia menilai pemerintah tidak boleh bersikap arogan dan harus bersedia mendengar aspirasi warga.

"Bapak gajinya dari kami. Siapa di sini yang bertanggung jawab? Saya mau tahu orangnya yang melarang siapa," ujarnya di hadapan aparat yang berjaga.

Menurutnya, permintaan sambungan listrik bukanlah tindakan melanggar hukum.

Baca juga: Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

Sebaliknya, hal itu menunjukkan niat baik warga agar aksi berjalan tertib.

"Yang bisa diajak diskusi masyarakatnya. Kok segitunya kalian itu? Arogansinya kelihatan, ya," tambahnya.

Massa juga kecewa karena Wali Kota Balikpapan tidak hadir untuk menemui mereka.

Situasi semakin memanas ketika massa menuding pemerintah mengabaikan amanah rakyat.

Farah mengaitkan sikap tersebut dengan pertanggungjawaban moral dan agama.

"Ingat, Pak, ada pertanggungjawaban di akhirat. Ingat itu," tegas Farah dalam orasinya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved