Berita Kaltim Terkini
POPULER KALTIM: RS Darjad Jual Aset, 3 Dalang Bom Molotov Masih Diburu, Patroli Besar di Balikpapan
Simak informasi seputar berita populer Kaltim, Minggu (7/9/2025). RS Darjad jual aset, 3 dalang molotov masih diburu, patroli besar di Balikpapan
TRIBUNKALTIM.CO - Berikut informasi seputar berita populer Kaltim, Minggu (7/9/2025).
Rumah Sakit Haji Darjad jual aset untuk membayar tunggakan mereka.
Selain itu ada berita soal 3 dalang kasus bom molotov di Kaltim yang masih diburu polisi.
Kemudian, patroli skala besar dilakukan Polresta Balikpapan pasca aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Rumah Sakit Haji Darjad Samarinda akan Jual Aset untuk Bayar Tunggakan Upah Eks Karyawan
RS Haji Darjad Jual Aset
Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Kota Samarinda hingga saat ini masih belum menuntaskan persoalan tunggakan upah para mantan karyawannya.
Untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, pihak manajemen rumah sakit akan menjual sejumlah aset yang dimiliki.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalimantan Timur, Rozani Erawadi, mengungkapkan hal ini setelah pihaknya menerima surat resmi dari manajemen RSHD Samarinda.
Surat tersebut diterima pada Kamis 4 September 2025 sore sebagai respons atas surat yang diberikan Disnakertrans.
Baca juga: Dinkes Samarinda Sarankan RSHD Sosialisasi Penghentian Sementara Layanan ke Pasien
Sebelumnya, pihak RSHD telah berkomitmen untuk menyelesaikan pembayaran tunggakan pada 29 Agustus lalu.
Namun hingga batas waktu tersebut terlewati, kewajiban pembayaran belum dapat dipenuhi.
"Hari ini kita tanya mengenai komitmennya untuk membayar. Tapi ada surat yang ditandatangani oleh manajemen bahwa mereka mohon waktu untuk menjual aset," ucap Rozani saat dikomfirmasi TribunKaltim.co, Sabtu (6/9/2025).
Dalam surat yang diterima Disnakertrans, pihak manajemen RSHD menyampaikan rencana untuk melakukan penjualan aset guna memenuhi kewajiban pembayaran upah karyawan.
Manajemen juga memohon kesabaran dari para karyawan yang mengajukan pengaduan.
Rozani menjelaskan bahwa proses penjualan aset memang membutuhkan waktu yang tidak pasti.
Oleh karena itu, pihak RSHD tidak dapat memberikan kepastian waktu penyelesaian dalam surat tersebut.
Baca juga: Komisi IV DPRD Kaltim Beber Temuan Dugaan Pelanggaran Ketenagakerjaan RSHD Samarinda
"Jadi mereka menyampaikan begitu, mohon pengertian dan kesabaran karyawan yang mengadukan yang 57 tadi supaya bisa memahami bahwa kewajibannya akan dijalankan tetapi mereka akan menghitung dengan aset-aset mereka," tutur Rozani.
Lebih lanjut Rozani menekankan, bahwa pihaknya tetap mengingatkan manajemen RSHD mengenai penetapan upah, termasuk kekurangan upah dan lembur yang harus dibayarkan kepada karyawan.
Sebagai informasi, kasus tunggakan upah ini sudah mendapat atensi dari Komisi IV DPRD Kaltim dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) pada 28 April 2025.
Disnakertrans juga telah melaporkan perkembangan kasus tersebut kepada Komisi IV DPRD Kaltim pada bulan Juni lalu.
Berdasarkan data yang dimiliki Disnakertrans, terdapat 57 mantan karyawan RSHD yang mengajukan pengaduan terkait tunggakan upah.
Di antara pengadu tersebut, terdapat dua orang dokter yang menuntut pembayaran kekurangan upah dan hak-hak lainnya.
Rozani menegaskan bahwa pihaknya telah menjalankan kewajiban sesuai prosedur.
Manajemen RSHD tidak mengajukan keberatan terhadap penetapan yang dibuat Disnakertrans, melainkan hanya meminta tambahan waktu untuk mencari solusi pembayaran.
"Tapi surat tadi menyatakan tidak bermaksud untuk mengoreksi nota, tapi minta waktu untuk menjalankan nota dan penetapan itu," pungkas Rozani.
Pengakuan Tersangka, Polisi Masih Buru 3 Dalang Kasus Bom Molotov
Tersangka dalang kasus 27 bom molotov di Kaltim akui ingin bakar gedung DPRD bukan polisi yang bertugas menjaga demonstrasi pada 1 September 2025 lalu.
Hal itu diungkapkan tersangka kasus bom molotov saat di gelar pers oleh Polresta Samarinda, Jum'at (5/9/2025) belum lama ini.
Bukan tanpa alasan motif pembakaran gedung DPRD Kaltim direncanakan oleh tersangka kasus bom molotov.
NS (38), salah satu aktor intelektual mengungkapkan alasan perencanaan atas 27 bom molotov yang ditemukan di Sekretariat Prodi Sejarah FKIP Universitas Mulawarman Jalan Banggeris, Karang Anyar, Sungai Kunjang Kota Samarinda.
Mantan mahasiswa Fisipol Unmul 2005 itu diamankan Polisi bersama kawannya AMJ alias Lai (43) di kebun kawasan Kilometer 47, Samboja, Kutai Kartanegara, Kamis (4/9/2025) sore.
Baca juga: 3 Dalang Molotov Unmul Masih Diburu, Diduga Perencana hingga Mendanai Aksi di Gedung DPRD Kaltim
Dari pengakuan saat ditanya langsung oleh Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar bersama awak media di Aula Rupatama Polresta Samarinda Jum'at, (5/9) malam NS sebagai mantan aktivis merasa kecewa terhadap kebijakan yang dibuat oleh legislatif.
"Bentuk Kekecewaan ke DPR hari ini pak," ungkap Tersangka NS.
Ia mengatakan banyaknya kebijakan yang dibuat DPR tak berpihak pada rakyat seperti RUU KUHAP.
"Banyak, kami menolak RUU KUHAP," singkatnya.
Ditanya soal target utama dari pembuatan 27 bom molotov itu, ia mengaku akan digunakan dalam aksi 1 September untuk membakar gedung DPRD Kaltim bila situasi memungkinkan.
"Sasaran ke gedung DPRD Kaltim, Petugas Pengamanan bukan sasaran," katanya.
Sementara itu, AJM alias Lai mengatakan mereka memiliki kerabat yang notabene mahasiswa.
Baca juga: 3 Fakta Terkini Kasus Bom Molotov di Unmul, 3 Dalang Masih Buron dan Kaitan Jaringan Luar Kaltim
Polisi Kejar 3 Orang Perencana Utama
Polisi dari Polresta Samarinda masih terus menelusuri kasus temuan bom molotov di Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Mulawarman (Unmul).
Sementara ini Polresta Samarinda sudah menetapkan 6 tersangka dalam kasus temuan bom molotov di Kampus FKIP Unmul.
Enam tersangka kasus temuan bom molotov di Kampus FKIP Unmul ini terbagi menjadi dua klaster yakni klaster mahasiswa yang terseret dan klaster masyarakat umum yang diduga menjadi dalang.
Tersangka temuan bom molotov di kampus Unmul dari klaster mahasiswa adalah F (20), MH alias R (20), MAG alias A (20), AR alias R (21).
Baca juga: Polresta Samarinda Buru 3 Dalang Lain dalam Kasus Bom Molotov yang Seret 4 Mahasiswa Unmul
Keempat mahasiswa Unmul yang menjadi tersangka temuan bom molotov ini adalah mahasiswa Program Studi Sejarah di FKIP Unmul.
Sedangkan dua orang tersangka lainnya adalah NS (38) dan AJM alias Lai (43).
Selain itu, Polresta Samarinda masih memburu 3 orang lainnya yang diduga menjadi dalang dan penyandang dana untuk pembuatan bom molotov ini.
Peran 3 Dalang yang Buron
Tiga orang yang masih diburu polisi adalah Mr X, Mr Y dan Mr Z yang berperan sebagai perencana, pengawas dan mendanai aksi.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar mengatakan perencanaan bom molotov ini bermula dari pertemuan NS dengan MR X dan Mr Ydi sebuah warung kopi di Jalan M Yamin, Samarinda.
Dalam pertemuan tersebut, ketiganya sepakat merencanakan aksi yang digelar 1 September di gedung DPRD Kaltim yang bersifat anarkis.
"Jadi mereka melaksanakan merencanakan melakukan aksi yang bersifat anarkis kemudian dilanjutkan dengan saudara M yang salah yang sudah kita amankan ini dialah yang memiliki ide untuk membuat bom molotov ini," kata Hendri Umar.
Rencana telah dimatangkan, tersangka NS kemudian menelepon seorang yang disebut Mr Z untuk meminta bantuan dana guna membeli bahan-bahan pembuatan bom molotov seperti, bahan bakar minyak jenis pertalite, botol kaca dan kain perca.
"Yang bersangkutan (Mr Z) menyetujui rencana ini dan menyatakan kesanggupannya untuk untuk membeli memberikan biaya pembelian material dari bom Molotov ini," katanya.
Rencana pun berlanjut, Minggu, (31/8/2025) pagi, Tersangka NS bersama Mr Z mencari dan membeli perlengkapan pembuatan bom molotov dengan menaiki roda empat milik Mr Z.
Keduanya mendapatkan bahan-bahan seperti 20 liter bbm dan puluhan botol kaca di jalan Pm Noor.
"Setelah membeli bahan bom molotov tadi dan dibawa ke tempat Mr X lalu muncullah kesepakatan bahwa nanti bom ini akan dirakit di tempat dari Mr X," katanya.
Lanjutnya, pada sore tersangka NS yang belum mendapat arah lanjut, berinisiatif dengan meminta bantuan kepada salah satu tersangka AJM alias L mengambil bahan baku, lalu kemudian dibawa ke kampus FKIP Unmul.
Tersangka L kemudian mengambil dan membawa dengan sepeda motor kemudian diserahkan kepada tersangka R seorang mahasiswa Prodi Sejarah FKIP Unmul.
Terkait peran, Perwira berpangkat melati tiga dipundaknya itu mengatakan tersangka NS sebagai inisiator dan penyedia bahan baku bom Molotov berupa jerigen berisi pertalite, botol kencang, botol kaca dan juga kain perca.
Kemudian AJM alias L bertugas mengantar bahan baku ke sekretariat Prodi Sejarah FKIP Unmul di jalan Banggeris.
Peran 3 dalang bom molotov yang masih diburu polisi adalah:
- Mr X menyiapkan baju bekas yang dipakai sebagai sumbu, sekaligus tempat pertemuan awal untuk merancang pembuatan bom.
- Mr Y merencanakan pembuatan bom molotov dan mengawasi pada saat perakitan di Sekretariat Prodi Sejarah FKIP Unmul
- Mr Z sebagai penyandang dana alias pemodal.
Sosok Mr Z diketahui menanggung biaya pembelian bahan, sekitar Rp 480.000.
Ia juga turut mendampingi pembelian jeriken, 20 liter bahan bakar, botol kaca, dan kain perca menggunakan mobil pribadinya.
"Bahan peledak tersebut akan digunakan untuk aksi unjuk rasa yang dilaksanakan di kantor DPRD Provinsi Kaltim pada hari Senin 1 September 2025," katanya.
Kaitan dengan Jaringan Luar Kaltim
Hendri Umat mengatakan setelah NS dan AJM alias Lai, polisi terus memburu tiga orang lainnya.
"Saat ini dari pihak penyidik dibantu dari Polda Kaltim dan juga dari Bareskrim Polri masih terus melakukan proses pendalaman karena diduga jaringan ini memiliki keterkaitan dengan beberapa orang jaringan lainnya yang ada di luar Kalimantan," kata Kapolresta Samarinda.
Kaitan dengan jaringan di luar Kaltim ini berdasarkan dasar temuan barang bukti selebaran poster, kertas, stiker, dan buku yang mengarah ke salah satu paham di dunia Internasional.
Barang bukti itu ditemukan di kediamannya NS (38) dan AJM alias Lai (43), dua orang tersangka yang diamankan di kawasan perkebunan di Samboja, Kutai Kartanegara, Kamis (4/9/2025) sore.
"Kita lakukan proses pendalaman dan akan menjadi prioritas kami untuk dapat segera membuka sebuah alur yang jelas," katanya.
"Semoga dalam waktu yang segera para tiga pelaku ini juga bisa kita segera lakukan penangkapan dan penahanan," ungkapnya.
"Mereka merupakan merupakan aktor-aktor yang banyak tahu tentang dan banyak merencanakan terkait dengan rencana aksi tanggal 1 September yang lalu," lanjutnya.
Selain itu ia juga mengatakan adanya indikasi kaitan pihak di luar Kalimantan yang diamankan di beberapa daerah karena beberapa modus operandi yang hampir sama dengan mengajak di media sosial.
“Ada itu dari grup WhatsApp, di dalamnya ditemukan kata-kata menghasut, untuk menggangu ketertiban umum. Nah, hasutan itu ditanggapi oleh salah satu pelaku (NS). Tapi, tentu ini perlu pembuktian, harus kerja ekstra untuk membuktikan," jelasnya.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menambahkan saat ini penyidik kepolisian saat ini juga tengah mempersiapkan pemberkasan kasus untuk diserahkan ke Kejari Samarinda.
Kita aktif berkoordinasi dengan pihak JPU (Jaksa Penuntut Umum) untuk nanti setelah berkas ini dinyatakan menurut kita lengkap akan kita segera kirimkan ke pihak Jaksa Penuntut Umum," katanya.
Patroli Skala Besar di Balikpapan
Patroli besar-besaran TNI-Polri di Balikpapan, Kalimantan Timur menyasar objek vital nasional (obvitnas), kantor Polsek hingga stasioner publik.
Kegiatan tersebut dilakukan aparat TNI-Polri, Sabtu (6/9/2025) malam.
Sebanyak 527 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan dalam patroli skala besar di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Langkah tersebut bertujuan untuk memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif.
Baca juga: Kasus Depresi Remaja Meningkat, Festival Kesehatan Mental Hadir di Balikpapan
Apel gelar pasukan dipimpin Kabag Ops Polresta Balikpapan, Kompol Jajat Sudrajat, yang menegaskan seluruh kekuatan digerakkan sesuai arahan Mabes Polri agar tetap waspada.
“Malam ini akan dilaksanakan patroli skala besar untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Sasaran patroli meliputi objek vital, objek vital nasional, polsek-polsek, hingga stasioner di tempat keramaian masyarakat,” jelas Kompol Jajat.
Baca juga: Kapolresta Balikpapan Pimpin Patroli Skala Besar Gabungan TNI-Polri, Pastikan Situasi Kota Kondusif
Selain patroli, jajaran Bhabinkamtibmas diarahkan menyambangi tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pos siskamling.
Tugas mereka melakukan deteksi dini dan menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada warga.
Kompol Jajat juga mengingatkan warga yang masih beraktivitas di atas pukul 23.00 Wita agar segera pulang ke rumah.
“Ini demi menjaga keamanan dan ketertiban, sekaligus meminimalisir potensi gangguan kamtibmas,” tegasnya.
Baca juga: Patroli Skala Besar Digelar di Balikpapan untuk Antisipasi Perang Sarung dan Balap Liar
Di tingkat polsek, personel tetap siaga di titik-titik keramaian untuk memberikan imbauan langsung kepada masyarakat.
“Keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi juga peran aktif masyarakat. Mari bersama-sama menjaga kondusifitas Balikpapan,” pungkas Kompol Jajat.
Rahmad Mas'ud Apresiasi Warga
Walikota Balikpapan Rahmad Masud mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah berkontribusi menjaga situasi kota sehingga tetap aman, damai, dan kondusif ditengah aksi demonstrasi yang belakangan ini dilakukan besar-besaran di seluruh daerah termasuk di kota Balikpapan.
Menurutnya, peran serta tokoh agama, organisasi kemasyarakatan (ormas), tokoh pemuda hingga seluruh warga Balikpapan sangat berarti dalam menjaga kenyamanan kota, terutama saat sejumlah aksi penyampaian aspirasi beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud Hadiri Doa Bersama untuk Almarhum Affan Kurniawan
“Atas nama pemerintah kota, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat Balikpapan yang tetap berkomitmen menjaga kondusivitas. Terima kasih sekali lagi, tidak ada yang bisa saya ungkapkan dengan kata-kata,” ujar Rahmad saat menghadiri kegiatan aksi solidaritas ratusan driver Ojol di simpang Plaza Balikpapan pada Selasa malam.
Ia menambahkan, meski ada aksi-aksi yang digelar untuk menyuarakan aspirasi, semua berjalan tertib, aman, dan lancar. Hal itu disebutnya sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap bangsa dan negara, khususnya terhadap Kota Balikpapan.
“Kita patut bersyukur karena Balikpapan tetap terjaga sebagai kota yang nyaman dan damai. Ini berkat kebersamaan kita semua,” tutupnya.
Selain itu, Rahmad Masud juga berterimakasih kepada seluruh aparat keamanan dari unsur TNI dan Polri maupun instansi terkait lainnya yang telah berhasil mengawal jalannya aksi demonstrasi di kota Balikpapan sehingga berjalan damai tanpa adanya aksi anarkis. (TribunKaltim.co/Sintya/DwiArdianto/Gregorius Agung Salmon)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.