Berita Kaltim Terkini

Daftar Daerah di Kaltim dengan Gaji Tertinggi dan Terendah bagi Pekerja Informal di Sektor Jasa

Berikut daftar daerah di Kaltim dengan gaji tertinggi dan terendah bagi pekerja informal di sektor jasa.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Christnina Maharani
TribunKaltim.co/Patrick Vallery Sianturi
PEKERJA INFORMAL KALTIM - Foto arsip yang diambil pada Minggu (3/8/2025), menampilkan Arif Indar Sukmana, penjual Bendera Merah Putih di kawasan jalan Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Berikut daftar daerah di Kaltim dengan gaji tertinggi dan terendah bagi pekerja informal di sektor jasa. (TribunKaltim.co/Patrick Vallery Sianturi) 

Pekerja informal seperti pengemudi ojek, pedagang pasar dan teknisi reparasi menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi Paser.

4. Kabupaten Kutai Timur - Rp3.047.412

Kutai Timur mencatatkan pendapatan Rp3.047.412 bagi pekerja informal sektor jasa.

Daerah ini memiliki aktivitas jasa yang cukup dinamis, terutama di wilayah Sangatta dan sekitarnya.

Jasa transportasi, akomodasi dan perdagangan merupakan lapangan kerja yang mendominasi serapan tenaga kerja informal dengan pendapatan yang relatif tinggi.

5. Kabupaten Kutai Kartanegara - Rp2.963.727

Kutai Kartanegara berada di urutan kelima dengan rata- rata pendapatan Rp2.963.727.

Sebagai daerah yang memiliki konektivitas tinggi dengan ibu kota provinsi, sektor jasa di Kukar pun berkembang pesat. 

Pekerja informal di bidang kuliner, transpotasi serta jasa pendidikan menjadi bagian penting dari struktur ekonomi lokal.

Baca juga: 5 Daerah dengan Tempat Ibadah Terbanyak di Kalimantan Timur

Daerah dengan Gaji Terendah Bagi Pekerja Informal di Sektor Jasa 

1. Kabupaten Penajam Paser Utara - Rp1.914.326

Sebagai daerah dengan gaji terendah bagi pekerja informal di sektor jasa, Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi tantangan besar dalam pemerataan ekonomi. 

Meskipun menjadi bagian dari wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), masih banyak pekerja informal yang bergantung pada usaha perdagangan kecil dan jasa rumah tangga. 

Minimnya akses terhadap pelatihan kerja dan perlindungan sosial membuat masyarakat di PPU rentan terhadap fluktuasi pendapatan.

2. Kota Balikpapan - Rp2.830.028

Balikpapan memang dikenal sebagai kota industri dan jasa, tetapi angka ini menunjukkan bahwa tidak semua pekerja informal menikmati pendapatan yang besar.

Banyak yang bekerja sebagai sopir angkot, pedagang keliling, atau pelayan warung makan dengan penghasilan yang bergantung pada kondisi harian.

Biaya hidup yang tinggi di Balikpapan justru memperparah ketimpangan antara pendapatan dan kebutuhan dasar.

3. Kota Samarinda - Rp2.831.543

Sebagai ibu kota provinsi, Samarinda memiliki sektor jasa yang berkembang pesat.

Namun, pekerja informal seperti tukang parkir, pekerja lepas di sektor pendidikan hingga jasa kebersihan masih menghadapi ketidakpastian pendapatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved