Berita Bontang Terkini

2 Warga Bontang Meninggal karena DBD, Pemkot Pertimbangkan Status KLB

Kasus DBD di Bontang makan korban jiwa, dua warga meninggal. Pemkot pertimbangkan tetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB)

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
KASUS DBD BONTANG - ilustrasi, Petugas Fogging dikerahkan untuk membantu program pemerintah dalam memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypti. Perhatian khusus pemerintah dikerahkan dengan kasus 2 warga meninggal pada September ini. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bontang kembali menelan korban jiwa. Sepanjang September 2025, dua warga meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti. 

Kondisi ini membuat Pemerintah Kota Bontang siaga penuh bahkan mempertimbangkan untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bahtiar Mabe, mengungkapkan pihaknya telah menggelar rapat khusus untuk membahas penanganan kasus ini.

Menurutnya, kematian dua warga dalam rentang waktu yang berdekatan menjadi peringatan keras di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.

Ia menjelaskan dari Januari hingga September, total sudah 152 kasus DBD terjadi di Bontang, dengan jumlah notifikasi dengue mencapai 332.

Baca juga: Lowongan Kerja TA Pupuk Kaltim, Disnaker Bontang Buka 13 Formasi

Kasus kematian akibat DBD di tahun ini pun menjadi yang pertama setelah 2024 lalu tercatat 1 korban jiwa dari 558 kasus.

"Ini menjadi perhatian khusus kami, karena tahun lalu hanya terjadi 1 kasus kematian," kata Mabe saat dihubungi, Senin (15/9/2025).

Sementara itu Dinkes Bontang mencatat ada 9 kasus DBD baru pada September ini. Sebanyak 4 kasus ditemukan di Kelurahan Tanjung Laut Indah, disusul Berbas Tengah 3 kasus, Loktuan 1, dan Tanjung Laut 1.

Selain itu, satu kasus dengue shock syndrome (DSS) juga terdeteksi di Loktuan.

Terpisah Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, menyatakan pihaknya menunggu hasil kajian epidemiologi sebelum menetapkan status KLB.

Baca juga: Trotoar Bontang Ditertibkan Satpol PP, UMKM Minta Penataan yang Lebih Ramah

Menurutnya, peningkatan kasus DBD harus ditangani cepat agar tidak semakin meluas. Misalnya dengan fogging di wilayah dengan kasus tinggi harus segera dilakukan.

Langkah ini, lanjut Neni, penting untuk memutus rantai penularan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor utama DBD.

“Kami instruksikan agar Dinkes bergerak cepat, terutama di titik klaster penularan,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved