Berita Balikpapan Terkini

Pepelingasih Ingatkan Dampak Serius Jika TPA Manggar Balikpapan Penuh

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, diprediksi bakal penuh pada 2026

Penulis: Ardiana | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO/ARDIANA
TPA MANGGAR PENUH - Ketua Pepelingasih Kaltim, Rifki Ade Putra. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar diprediksi bakal penuh pada 2026. Kondisi ini dipandang sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat hingga citra Kota Balikpapan sebagai kota bersih. (TRIBUNKALTIM.CO/ARDIANA) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, diprediksi bakal penuh pada 2026.

Kondisi ini dipandang sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat hingga citra Kota Balikpapan sebagai kota bersih.

Dewan Pengurus Daerah (DPD) Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih) Kaltim menyoroti masalah tersebut.

Ketua Pepelingasih Kaltim, Rifki Ade Putra, menilai persoalan ini bukan hanya sekadar isu teknis, melainkan menyangkut keberlanjutan pengelolaan sampah di Kota Beriman.

Baca juga: TPA Manggar Balikpapan Masuk Zona 6, Diprediksi Penuh 2028, Warga Diminta Lakukan Pemilahan Sampah

“Kalau (TPA-nya) sampai penuh, dampak paling nyatanya tentu bau tidak sedap, juga munculnya penyakit yang mengganggu kesehatan masyarakat. Selain itu, citra Balikpapan sebagai kota bersih bisa hilang,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).

Menurut Rifki, pemerintah kota sebenarnya telah melakukan sejumlah langkah strategis.

Mulai dari mewajibkan masyarakat memilah sampah rumah tangga hingga melarang pembuangan limbah sembarangan.

Selain itu, TPA Manggar juga telah menggunakan sistem pengolahan sampah menjadi gas metana dan produk daur ulang.

Baca juga: Umur TPA Manggar Hanya Sisa 3 Tahun, Volume Sampah Capai 400 Ton/Hari

Namun, kapasitas yang terbatas membuat ancaman penuh tetap ada.

Ia menegaskan, persoalan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.

Partisipasi dan kesadaran kolektif masyarakat sangat dibutuhkan, terutama dalam pemilahan dan pengelolaan sampah dari sumbernya.

“Kenyataannya memang masih banyak masyarakat yang belum sadar untuk menjaga lingkungan. Bahkan, di daerah pesisir, itu masih ada yang langsung membuang sampah ke laut,” tegasnya.

Baca juga: TPA Manggar Diprediksi Penuh Pada 2026, Pemkot Balikpapan Siapkan Insinerator hingga Bank Sampah

Karena itu, ia mendorong agar edukasi lingkungan diperkuat sejak dini.

Pendidikan tentang pentingnya memilah sampah, menurutnya, sebaiknya dimulai dari bangku sekolah dasar.

“Jadi kesadaran harus dibangun sejak dini. Edukasi ke anak-anak SD itu penting, supaya mereka terbiasa memilah sampah dari rumah,” pungkas Rifki. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved