Berita Samarinda Terkini

Fakultas Perikanan Unmul Berdayakan Warga Samarinda Lewat Budidaya Cacing Sutera

Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Perikanan Unmul Samarinda menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Barokah.

Penulis: Nevrianto | Editor: Nisa Zakiyah
HO/Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Perikanan Unmul
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - Dosen dan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Barokah. Bertempat di Jalan Meranti Talangsari RT 02, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, pada Sabtu (30/8/2025), kegiatan ini berfokus pada pelatihan pengelolaan keuangan budi daya cacing sutera. (HO/Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Perikanan Unmul) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Mengemban misi edukasi dan pemberdayaan, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Barokah.

Program yang didukung oleh Kemendiktisaintek (BIMA) ini berfokus pada budidaya cacing sutera, dengan harapan mampu meningkatkan ekonomi warga di Jalan Meranti Talangsari RT 02, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur.

Kegiatan yang berlangsung dari Juni hingga Desember 2025 ini dimulai dengan budidaya cacing sutera, yang dilanjutkan pada September 2025 dengan pelatihan pengelolaan keuangan bagi pokdakan.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Putri Anugerah, menjelaskan alasan pemilihan cacing sutera sebagai pakan alami.

Baca juga: Akhiri Pola Berhenti Sembarangan, Dishub Samarinda Luncurkan Bus Kota dengan Sistem di Halte Resmi

Menurutnya, cacing sutera memiliki kandungan protein lebih dari 50 persen dan sangat ideal untuk masa pembenihan ikan, layaknya Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi.

"Kalau menggunakan pelet, tidak sebagus pakan alami cacing sutera. Cacing ini sangat dibutuhkan dan cocok untuk produk ikan di sini, seperti Patin, Nila, dan Lele," terang Putri pada Kamis (17/9/2025).

Secara teknis, cacing sutera ini dipelihara dalam wadah yang dirancang khusus menyerupai rak dengan media lumpur.

Rencananya, budidaya akan dilakukan di kolam kosong di belakang kawasan rumah warga Pokdakan Mina Barokah.

Baca juga: Dishub Samarinda Siapkan Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Abul Hasan Bakal Jadi Satu Arah

Selain itu, Putri Anugerah menyebut bahwa dengan membudidayakan sendiri, warga dapat menekan biaya produksi secara signifikan.

"Di alam, cacing sutera bisa dijual mahal, mulai Rp58.000 hingga Rp130.000 per kilo. Kendalanya, pasokannya bisa terhambat saat musim hujan," jelasnya.

Dari hasil panen berkala pada Juli lalu, biomassa cacing sutera sudah mulai bertambah.

Namun, Putri mengakui bahwa dampak ekonomi belum bisa langsung terlihat dalam waktu sebulan.

Baca juga: Dukungan dan Kritik untuk Fabio Lefundes dari Keluarga hingga Fans Borneo FC

"Kami optimis dengan adanya budidaya cacing sutera bisa menekan biaya produksi dalam hal pakan alami benih," imbuhnya. 

Tim pelaksana, yang terdiri dari tiga dosen Fakultas Perikanan dari Akuakultur, Pengelolaan Sumber Daya Perairan, dan Akuntansi, serta beberapa mahasiswa, terus melakukan monitoring dan evaluasi.

Salah satu kendala teknis sempat muncul pada 30 Agustus 2025, saat sistem sirkulasi air budidaya cacing sutera mengalami kebocoran.

"Bak penampung airnya bocor, jadi ada perbaikan satu hari. Di hari itu, kemungkinan sebagian cacing mati. Namun, kendalanya sudah kita perbaiki dan teratasi," jelas Putri.

Putri berharap, solusi atas kendala-kendala ini dapat membuat usaha budidaya ikan menjadi lebih berkelanjutan, sehingga bisa meningkatkan pengetahuan dan ekonomi masyarakat. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved