Berita Samarinda Terkini
Jalan Tembusan Merdeka ke Sambutan Diperbaiki, PUPR Samarinda Fokus Bangun Dinding Penahan Tebing
Jalan alternatif yang diharapkan mampu menjadi jalur pengurai kemacetan di kawasan Gunung Manggah
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jalan tembusan Merdeka-Sambutan di Kecamatan Samarinda Ilir yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) hingga kini belum dapat kembali difungsikan.
Jalan alternatif yang diharapkan mampu menjadi jalur pengurai kemacetan di kawasan Gunung Manggah tersebut, ternyata membutuhkan penanganan teknis yang lebih kompleks akibat kondisi tanah dan lingkungan sekitarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa persoalan utama bukan hanya terletak pada badan jalan, melainkan juga pada bagian samping atau bahu jalan yang ikut terdampak beban.
Baca juga: Pengangkatan 635 PPPK, Pemkot Samarinda Janji untuk Adil ke Tenaga Non-ASN
“Kendala sebetulnya posisi tanahnya itu. Penanganan kami terhadap jalan itu seharusnya tidak hanya terhadap jalan, tapi juga terhadap bagian badan jalan samping itu tetap kita kendalikan juga. Itu sebetulnya yang menyebabkan pergerakan tanah di situ agak lebih masif,” ujar Desy.
Menurutnya, ketika jalan tersebut pertama kali dibangun, kondisi tanah masih stabil karena belum menerima beban kendaraan.
Namun setelah dilalui, pergerakan tanah terjadi lebih cepat.
Fokus pembangunan yang hanya pada badan jalan di tahap awal juga menjadi penyebab tambahan persoalan.
“Beban biaya juga tidak murah. Kami juga sedikit-sedikit mencoba menata bagian samping badan jalan. Jadi tidak hanya jalannya, yang memberi masalah berat ini kan bahu jalannya. Nah, itu yang ketika pembuatan jalannya kita lebih fokus pada badan jalan,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, PUPR kini memprioritaskan pembangunan dinding penahan tebing agar pergerakan tanah tidak lagi merusak badan jalan.
“Pekerjaan sekarang kami mencoba membuat dinding penahan tebing supaya gerakannya tidak menyebabkan runtuh ke jalan lagi,” tutur Desy.
Meski target perbaikan diupayakan selesai tahun ini, Desy mengakui bahwa capaian akan sangat tergantung pada kondisi lapangan.
“Tapi kita lihat lagi apakah kami bisa langsung mengendalikan keseluruhan atau cuma sebagian-sebagian saja,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa sejak awal, jalur ini tidak direncanakan sebagai jalan utama, melainkan hanya sebagai pembagi beban dengan Jalan Otto Iskandardinata (Gunung Manggah).
Lebih lanjut, Desy mengungkapkan bahwa penanganan jalan tersebut akan memakan proses cukup panjang, mengingat letaknya berada di kawasan berbukit.
Tahun ini perbaikan dilakukan melalui anggaran murni, sementara tambahan anggaran baru akan dialokasikan pada tahun depan.
“Ada tambahan anggaran di tahun depan, kalau di tahun ini di perubahan tidak ada. Jadi semua pekerjaan murni. Lumayan panjang prosesnya karena itu gunung, posisi bukit,”pungkas Desy. (*)
Inilah 3 Kunci Sukses Buat Bus Rapid Transit BRT Samarinda Versi MTI Kaltim |
![]() |
---|
7 Pelaku Curanmor dan Curat di Samarinda Dibekuk Polisi |
![]() |
---|
Pengangkatan 635 PPPK, Pemkot Samarinda Janji untuk Adil ke Tenaga Non-ASN |
![]() |
---|
Pembangunan Insinerator Samarinda Terkendala Status Lahan, DPRD Tunggu Jawaban Pemkot |
![]() |
---|
Samarinda Theme Park, Wisata Ala Jepang dengan Wahana Salju Terfavorit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.