Sekolah Rakyat di Samarinda

Sekolah Rakyat di Samarinda Bakal Dilengkapi Laptop, Siap Ajarkan Coding dan AI kepada Siswa

Kementerian Sosial berencana memberikan laptop untuk setiap siswa Sekolah Rakyat di Indonesia sebagai penunjang pembelajaran berbasis teknologi

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
CODING DAN AI - Ilustrasi pembelajaran didalam kelas SD sekolah rakyat terintegrasi 58 di SMAN 16 Samarinda, Selasa (30/10/2025).Kementerian Sosial berencana memberikan laptop untuk setiap siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia sebagai penunjang pembelajaran berbasis teknologi. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Kementerian Sosial berencana memberikan laptop untuk setiap siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia sebagai penunjang pembelajaran berbasis teknologi.

Rencana tersebut disampaikan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf saat melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 58 di SMAN 16 Samarinda, Rabu (8/10/2025). 

Menanggapi rencana pemberian laptop tersebut, Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 58 Samarinda, Rabiatul Adawiyah, mengaku pihak sekolah telah menyiapkan pola pembelajaran yang tepat.

"Laptop ini untuk belajar, karena nanti ada guru khusus coding dan AI. Jadi ekskul atau mata pelajaran tambahannya lebih fokus ke coding dan AI," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa laptop tersebut akan menjadi sarana utama dalam pembelajaran teknologi, khususnya untuk mata pelajaran coding (pemrograman) dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Baca juga: Mensos Gus Ipul Minta Pemprov Kaltim Awasi Sekolah Rakyat: Jangan Ada yang Menyimpang

Bahkan, sekolah akan menghadirkan guru khusus yang kompeten di bidang tersebut.

Meskipun laptop belum tersedia dan diperkirakan akan datang dalam waktu dekat, Rabiatul menegaskan bahwa pihak sekolah telah merancang mekanisme penggunaan yang terstruktur dan terkontrol.

Laptop tidak akan dibawa ke kamar asrama oleh siswa. Penggunaannya hanya terbatas di ruang kelas saat jam pelajaran yang memerlukan perangkat tersebut. 

Untuk pembelajaran di luar jam formal, seperti pada jam malam yang dialokasikan untuk belajar coding dan AI, siswa tetap dapat menggunakan laptop namun harus di bawah bimbingan dan pengawasan guru. 

Kebijakan inovatif lainnya adalah perubahan fokus mata pelajaran muatan lokal. Rabiatul menjelaskan bahwa kurikulum muatan lokal yang umumnya berisi pelajaran bahasa daerah akan dialihkan ke pembelajaran coding dan AI.

Baca juga: Mensos Gus Ipul: MPLS di Sekolah Rakyat Bisa Sampai Tiga Bulan

"Mata pelajaran muatan lokal juga diarahkan ke coding dan AI. Karena kalau bahasa daerah, setiap daerah berbeda. Jadi dipilih secara nasional agar seragam," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved