Berita Mahulu Terkini

Menguak Adat Dayak Kayan Lung Metun Mahulu, Musdat sebagai Benteng Pemersatu dan Jembatan Regenerasi

Euforia Pagelaran Budaya Udoq Berihun Puhuq Kayan Lung Metun di Lapangan Depan Balai Adat Long Pakaq Lama, Sungai Mahakam

Penulis: Desy Filana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA
BUDAYA UDOQ -  Pagelaran Budaya Udoq Berihun Puhuq Kayan Lung Metun di Long Pakaq mulai 11-13 Oktober. Jadi satu momen Musyawarah Adat untuk satukan persepsikan adat 5 Kampung Sub-Suku Dayak Kayan Lung Metun. (TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA) 

TRIBUNKALTIM.CO,UJOH BILANG - Euforia Pagelaran Budaya Udoq Berihun Puhuq Kayan Lung Metun di Lapangan Depan Balai Adat Long Pakaq Lama, yang berlokasi persis di tepi Sungai Mahakam, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur masih terasa kental, menyisakan aroma tipis daun pisang dari daun para penari Udoq yang berjatuhan.

Dari lokasi perhelatan akbar ini, pemandangan ikonik Batu Mili yang kaya sejarah di kalangan masyarakat Ulu Mahakam pun tampak jelas.

Di tengah suasana inilah, Vedelis Tekwan Kuay, Ketua Perhimpunan Puhuq Kayan Lung Metun, memaparkan fokus utama perjuangan perhimpunan mereka, yaitu melalui forum sakral Musyawarah Adat (Musdat).

Musdat, yang selalu dirancang dua hari sebelum pagelaran budaya, memiliki fokus utama menyatukan dan menyempurnakan persepsi mengenai hukum adat, upacara adat, tata upacara, serta pelaksanaannya yang telah dibukukan. 

"Kita membahas mengenai semua upacara maupun ritual adat Suku Dayak Kayan ini kan sudah dibukukan," jelas Vedelis, menyoroti tantangan perbedaan yang muncul di lima kampung Sub Suku Dayak Kayan Lung Metun akibat terpisah sejak awal.

Baca juga: Pagelaran Udoq Berihun Kayan Lung Metun di Mahakam Ulu Dihadiri Ratusan Peserta

Tujuannya adalah mengembalikan kesatuan, bahwa adat dan gelar bangsawan (sepui) mereka adalah satu, tidak ada yang berbeda-beda, meliputi tata cara perkawinan, kematian, kelahiran, hingga ritual tolak bala, termasuk menyamakan bentuk bahan yang diperlukan dan jadwal pelaksanaannya.

Alih-alih perubahan, Musdat berfungsi sebagai forum penyempurnaan di mana perbedaan yang diajukan masing-masing kampung diluruskan untuk menjadi satu bentuk dan model ke depannya. Lebih lanjut, perhimpunan ini juga menyadari pentingnya regenerasi pelaku adat.

Strateginya adalah menumbuhkan semangat cinta suku pada generasi muda dan remaja mulai dari suku, tradisi, kesenian, hingga akhirnya timbul minat mempelajari adat istiadat. Hal ini telah disampaikan ke tiap-tiap lembaga adat kampung.

Di sisi lain, Perhimpunan Puhuq Kayan juga tengah berjuang keras mencatat, melestarikan, dan memisahkan identitas kultural khas Suku Dayak Kayan.

Contohnya terlihat dari tarian, yang meski sepintas mirip, memiliki perbedaan signifikan pada gerakan dan goyangan dibanding suku lain. Pakaian adat pun memiliki ciri khas yang dipertahankan.

Baca juga: Pagelaran Udoq Berihun Kayan Lung Metun 2025 di Mahakam Ulu Dihadiri Ratusan Peserta

"Kalau Kayan terkenal, kalau sudah ngarang (menari), tidak hitungan jam, tidak hitungan siang malam," imbuhnya, menekankan sisi sportifitas dan semangat yang menjadi identitas khas Kayan. Upaya pencatatan dan pembagian motif ukiran khas pun sedang dilakukan demi memastikan kekayaan budaya asli mereka tetap utuh dan lestari. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved