Breaking News

Sosok

Kisah Bro Kadir, Mantan Pecandu yang Kini Bantu Korban Narkoba Pulih di Balikpapan

Delapan tahun hidup dalam kelamnya dunia narkoba membuat Bro Kadir hampir kehilangan segalanya.

|
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
NYARIS HANCUR - Delapan tahun hidup dalam kelamnya dunia narkoba membuat Bro Kadir hampir kehilangan segalanya. Usaha bawang merah yang dulu ia bangun hancur, rumah tangga berantakan, dan keluarga menjauh. Ia bahkan sempat dianggap “sampah” oleh orang-orang terdekatnya. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 
Ringkasan Berita:
  • Kehancuran dan keterpurukan akibat narkoba, Bro Kadir mantan pencandu narkoba mengaku kehilangan segalanya.
  • Perjalanan penebusan dosa dan spiritualitas dengan berjalan kaki selama 67 hari dari Samarinda ke Pontianak, membersihkan lebih dari 700 masjid/musala
  • Setelah rehabilitasi penuh niat di Sekata Foundation, Bro Kadir pulih dan diterima kembali oleh keluarganya

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Delapan tahun hidup dalam kelamnya dunia narkoba membuat Bro Kadir hampir kehilangan segalanya.

Usaha bawang merah yang dulu ia bangun hancur, rumah tangga berantakan, dan keluarga menjauh.

Ia bahkan sempat dianggap “sampah” oleh orang-orang terdekatnya.

Namun di titik terendah itulah Bro Kadir menemukan secercah cahaya.

Dari seorang pecandu yang terpuruk, ia kini menjadi staf pemulihan di Sekata Foundation Balikpapan, lembaga rehabilitasi yang menuntunnya kembali menemukan makna hidup.

Baca juga: Pecandu Narkoba ini Rajin Ngegame Sambil Jual Sabu di Warnet Samarinda

“Sekata itu tempat istimewa bagi saya. Karena di sanalah saya dibantu untuk pulih, untuk tidak memakai narkoba lagi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Sekata Foundation, Minggu (2/11/2025) malam.

Sebelum menjalani rehabilitasi, Bro Kadir menempuh perjalanan spiritual yang tak biasa. 

Ia memutuskan berjalan kaki dari Samarinda menuju Pontianak, sebuah langkah penebusan dosa setelah bertahun-tahun terjerat narkoba.

“Saya jalan kaki karena mau cari muka sama Allah, bukan sama manusia,” ujarnya lirih.

Selama 67 hari perjalanan itu, ia membersihkan lebih dari 700 masjid dan musala di sepanjang jalur yang dilaluinya.

Baca juga: Sejumlah Pecandu Narkoba di Kubar Nekat Ajukan Diri Direhabilitasi, BNN Kubar: Mereka Ingin Sembuh

Ia menyapu halaman, membersihkan toilet, tempat wudhu, hingga merapikan karpet — semua dilakukan dengan niat tulus untuk menebus dosa.

“Kadang diusir, dikira orang gila. Tapi saya tetap jalan. Itu cara saya menebus dosa saya selama ini,” kenangnya.

Perjalanan spiritualnya berakhir di Pontianak.

Di sana, ia bertemu dengan seorang kiai yang terharu melihat ketulusan niatnya.

Sang kiai lalu memberinya motor dan ponsel sebagai tanda penghargaan.

Baca juga: ‎BNN Balikpapan Sebut Kasus Rehabilitasi Narkoba Turun, Tapi Fenomena Gunung Es Masih Terjadi

“Saya nggak minta, tapi Allah kasih lewat orang baik itu. Saya anggap itu tanda bahwa Allah masih sayang,” tuturnya.

Setelah perjalanan panjang itu, Bro Kadir pulang ke Samarinda dengan hati yang lebih tenang.

Ia lalu memutuskan menyerahkan diri ke Sekata Foundation untuk menjalani rehabilitasi secara penuh.

“Saya datang ke kantor Sekata di Samarinda. Saya bilang ke Bro Efendy, saya sudah nggak sanggup lagi. Saya mau sembuh,” ungkapnya.

Selama tiga bulan masa rehabilitasi, ia mengikuti serangkaian kegiatan pemulihan dan pemeriksaan urine setiap bulan.

Baca juga: Polda Kaltim Terapkan Restorative Justice, Utamakan Pemulihan Pengguna Narkoba

Semua hasilnya negatif.

“Dulu saya pernah rehab enam bulan di Tanah Merah, tapi gagal karena tidak niat. Kali ini saya datang dengan niat sungguh-sungguh,” katanya.

Keputusan itu ia ambil setelah keluarganya benar-benar menolak kehadirannya.

“Saya sudah dianggap sampah. Mau ke teman juga nggak dihargai. Usaha habis, uang habis, semua karena narkoba,” ucapnya pelan.

Di Sekata Foundation, Bro Kadir menemukan hal yang selama ini hilang — kedekatan dengan Tuhan.
“Sebelum rehab saya nggak pernah sholat.

Baca juga: Satgas Bersinar Baru Ulu Gencarkan Sosialisasi Tekan Peredaran Narkoba di Gunung Bugis Balikpapan

Tapi di sana saya mulai sholat lima waktu, dan itu memberi ketenangan luar biasa.

Saya sadar, penebusan dosa itu bukan cuma ucapan, tapi tindakan,” ujarnya.

Empat bulan setelah masa rehabilitasi selesai, Bro Kadir kembali diterima oleh keluarganya.

“Saya dimasukkan lagi ke grup keluarga. Itu hadiah paling berharga. Rasanya nggak bisa dinilai dengan uang. Saya sampai nangis,” katanya terharu.

Kini ia hidup bersama istrinya yang menerima masa lalunya dengan lapang dada.

Baca juga: Sekolah di Balikpapan Mendidik di Bawah Bayang Kampung Narkoba, Edarkan Pesan Singkat di Waktu Subuh

“Istri saya nggak lihat masa lalu saya, tapi lihat saya yang sekarang,” ucapnya tersenyum.

Bro Kadir kini menjalani hidup barunya sebagai staf di Sekata Foundation Balikpapan.

Ia membantu orang lain yang berjuang lepas dari jeratan narkoba, terutama di kawasan Gunung Bugis, Balikpapan.

“Sudah banyak orang yang saya dampingi selama satu tahun menjadi staf. Saya memang volunteer, tapi saya dapat ketenangan dan keluarga baru. Saya ingin melanjutkan perjuangan Bro Efendy dan Bro Danu, role model saya,” ujarnya.

Ia tetap menjalani tes urine setiap bulan, dan hasilnya selalu negatif.

Baca juga: Fakta di Balik Julukan Kampung Narkoba Balikpapan, Warga Gunung Bugis Berjuang Pulihkan Citra

Menutup kisahnya, Bro Kadir menitipkan pesan mendalam bagi generasi muda agar tidak terlambat menyadari bahaya narkoba.

“Berhentilah sebelum terlambat. Jangan tunggu penyesalan di akhir. Keluarga bisa hilang, harga diri bisa hilang, tapi Allah nggak pernah jauh. Sholat lima waktu, itu kunci ketenangan. Saya bukti hidupnya,” tegasnya.

Kini, Bro Kadir menjalani hari-harinya dengan penuh syukur.

Dari seorang pecandu yang kehilangan segalanya, ia kini berdiri tegak sebagai penolong bagi sesama.

“Dulu saya terpuruk karena narkoba, sekarang saya berdiri karena iman dan harapan,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved