Kapal Tenggelam di Perairan Talisayan
Tragedi KM Mina Maritim 148 jadi Pelajaran, BPBD Berau Tekankan 5 Kiat Keselamatan di Laut
Tragedi tenggelamnya kapal KM Mina Maritim 148 di perairan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang menelan korban jadi pelajaran
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Memantau kondisi cuaca secara komprehensif, gali info prediksi BMKG;
- Memastikan kondisi fisik sehat, agar tidak memaksakan diri berangkat melaut;
- Mengecek kondisi mesin kapal secara teliti, cegah akibat fatal;
- Menyediakan alat komunikasi memadai untuk mempercepat pelaporan.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Tragedi tenggelamnya kapal KM Mina Maritim 148 di perairan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang menelan korban jiwa, menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pelaku aktivitas di laut.
Demikian ditegaskan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat kepada TribunKaltim.co pada Selasa (4/11/2025) di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.
Dia uraikan, keselamatan harus diperhatian, harus pasang rasa waspasda, baik itu nelayan, maupun transportasi penyeberangan laut lainnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau, mengimbau nelayan agar lebih waspada dan selalu mengutamakan keselamatan sebelum melaut.
Baca juga: Tragedi Sungai Meratak, Jasad Perempuan Korban Kapal Tenggelam Ditemukan Tim SAR Gabungan Kutim
Nofian Hidayat mengatakan, sebagian besar kecelakaan laut sejatinya bisa dicegah, apabila setiap awak kapal dan nelayan disiplin menjalankan prosedur keselamatan.
Tragedi KM Mina Maritim 148 menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa aktivitas di laut tidak bisa hanya mengandalkan pengalaman semata.
"Harus ada kesiapan menyeluruh, baik dari sisi manusia maupun kapal,” ujarnya.
Nofian menegaskan, langkah pencegahan dapat dimulai dari hal sederhana yang kerap diabaikan.
Ia pun membeberkan, lima poin penting yang harus diperhatikan nelayan sebelum berlayar.
Selain itu, juga memantau kondisi cuaca sebelum beroperasi. Nelayan diimbaunya, untuk selalu mengecek prakiraan cuaca melalui situs atau aplikasi resmi BMKG.
Namun, ia juga menilai tanda-tanda alam tradisional, seperti arah angin, warna langit, dan tinggi gelombang tetap relevan digunakan.
Baca juga: Terbaru! Lengkap Nama Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, KMP Tunu Pratama Jaya Bawa 53 Penumpang
“Teknologi dan pengetahuan lokal sebaiknya berjalan beriringan. Keduanya bisa saling melengkapi, baik melalui pengamatan langsung dan prediksi cuaca dari BMKG,” jelasnya.
Terpenting, kata dia, wajib menggunakan pelampung keselamatan (Life Jacket), meski terlihat sepele life jacket menjadi faktor penentu saat musibah terjadi.
“Sekecil apa pun aktivitasnya di laut, life jacket wajib digunakan. Ini perlindungan dasar yang bisa menyelamatkan nyawa,” tegas Nofian.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251104_KM-Mina-di-Berau-Kecelakaan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.