Berita Samarinda Terkini
Polisi Usut Dugaan Penganiayaan Pelajar SMP di Samarinda, Agendakan Autopsi dan Bongkar Makam Korban
Polisi Samarinda selidiki dugaan penganiayaan pelajar SMP berinisial R (14) yang meninggal secara misterius.
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Amelia Mutia Rachmah
Ringkasan Berita:
- Pelajar SMP di Samarinda meninggal secara tidak wajar, ditemukan lebam dan riwayat pemukulan.
- Polisi fokus kumpulkan saksi dan data medis, termasuk riwayat penyakit korban.
- Autopsi akan dilakukan untuk memastikan penyebab kematian dan arah penyelidikan hukum.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda tengah memproses laporan dugaan penganiayaan terhadap seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial R (14) yang meninggal dunia secara tidak wajar.
Kasus ini mencuat setelah keluarga korban menemukan sejumlah kejanggalan, termasuk adanya lebam di tubuh jenazah dan informasi riwayat pemukulan oleh teman korban yang terungkap melalui pengecekan ponsel.
Saat ini Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Samarinda fokus mengumpulkan bukti dan keterangan saksi sebelum menentukan langkah selanjutnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar melalui Kasat Reskrim AKP Agus Setyawan, yang diwakili Kanit PPA Ipda Okky Surya Yuwita, pada Jumat (7/11/2025).
Ipda Okky, bilang, laporan diterima setelah ibu korban merasa curiga dengan kematian anaknya yang dianggap tidak wajar.
Baca juga: Pilu, Bocah 14 Tahun di Samarinda Tewas Diduga Dianiaya Temannya Sendiri
Kecurigaan ini menguat setelah ibu korban mengecek ponsel anaknya dan menemukan adanya dugaan pemukulan oleh teman korban sebelum korban meninggal. Selain itu, paman korban juga melaporkan adanya lebam di tubuh jenazah saat dimandikan.
"Saat ini kami melengkapi saksi-saksi di mana saksi-saksi itu akan kami panggil, kami kumpulkan sebagai barang bukti," ujar
Lanjutnya, akan berencana memanggil sejumlah saksi kunci lainnya, termasuk ketua RT setempat dan paman korban serta saksi lain yang ikut memandikan jenazah dan melihat adanya lebam.
Kata dia ada lima orang saksi yang diagendakan untuk dimintai keterangan.
"Yang sudah dipanggil adalah ibunya, satu orang temannya dan selanjutnya akan ada dipanggil temannya lagi yang lain. Total ada lima saksi," ujarnya.
Baca juga: Tak Ikhlas Caramu Pergi: Ucapan yang Buat Kasus Bocah di Samarinda Diduga Tewas Dianiaya Terkuak
Dalam proses penyelidikan, polisi juga mendalami riwayat kesehatan korban. Ipda Okky menyampaikan dalam keterangan Ibu korban mengakui bahwa anaknya memiliki riwayat penyakit asma beberapa tahun lalu dan mengklaim telah sembuh total.
"Makanya kami ingin meminta terkait obat yang pernah dikonsumsi, termasuk siapa dokter yang merawatnya saat itu, apakah benar sembuh total atau seperti apa," jelasnya.
Ipda Okky menjelaskan hal yang paling krusial selanjutnya yang akan dilakukan pihak kepolisian adalah ekshumasi atau pembongkaran makam untuk melakukan autopsi pada jasad korban.
Disini ia menekankan bahwa autopsi sangat penting untuk memastikan penyebab pasti kematian, apakah akibat perbuatan terlapor, karena riwayat penyakit, atau faktor pemicu lainnya.
| Rayakan HUT ke-44, YJI Kaltim Akan Gelar Senam Massal dan Kampanye Hidup Sehat |
|
|---|
| Walikota Samarinda Sebut Dugaan Markup Probebaya Cemarkan Nama Baik Ketua RT dan Lurah |
|
|---|
| 'Tak Ikhlas Caramu Pergi': Ucapan yang Buat Kasus Bocah di Samarinda Diduga Tewas Dianiaya Terkuak |
|
|---|
| Rumah Kontrakan di Tanah Merah Samarinda jadi Kosong, Banjir Lumpur Akibat Dugaan Aktivitas Tambang |
|
|---|
| Pameran Kesehatan Samarinda 2025 Resmi Dibuka Walikota Andi Harun, Deteksi Dini demi Cegah Stunting |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251107_Kanit-PPA-Ipda-Okky-Surya-Yuwita-Kasus-Penganiayaan-Anak-SMP-Samarinda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.