Program Makan Bergizi Gratis
Jamin Makanan Higienis, Balai Kekarantinaan Balikpapan Usul Sistem Digital untuk Pantau SPPG MBG
Antisipasi makanan basi! Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan usul sistem terintegrasi digital untuk memantau 65 SPPG MBG
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Amelia Mutia Rachmah
Ringkasan Berita:
- Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan, Bangun Cahyo Utama, mengusulkan sistem digital terintegrasi untuk memantau program MBG Balikpapan.
- Sistem ini penting untuk mengawasi faktor risiko, mulai dari pengolahan hingga pendistribusian, demi menjamin makanan layak dan higienis.
- Pengawasan digital diperlukan karena target 65 SPPG potensial jauh melebihi jumlah SPPG aktif saat ini, dan waktu distribusi yang lama dapat memengaruhi kualitas makanan.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Guna menjamin kualitas dan keamanan pangan bagi para penerima manfaat, sistem terintegrasi dinilai menjadi solusi vital untuk memudahkan pemantauan kegiatan dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan seluruh lini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan, Bangun Cahyo Utama, dalam Forum Group Discussion (FGD) Sinergitas Lintas Sektor dalam Efektivitas Program Makan Bergizi Gratis di Auditorium Balai Kota Balikpapan, Selasa (11/11/2025).
Mengingat faktor risiko keamanan pangan (food safety) yang tinggi, terutama pada makanan siap saji, Bangun Cahyo Utama secara resmi mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk membuat sistem terintegrasi berbasis digital tersebut.
“Agar memudahkan pemantauan, mulai dari proses pengolahan menu makanan, hingga pendistribusian kepada penerima manfaat di sekolah,” ujar Bangun.
Ia mengatakan pengawasan dalam sistem terintegrasi tepatnya untuk mengetahui faktor risiko.
Baca juga: Harga Rp12 Ribu Tak Ideal di Balikpapan, MBG Hadapi Kendala Inflasi dan Ahli Gizi
Terlebih, pemerintah menargetkan 65 SPPG yang berpotensi. Namun saat ini masih ada sekitar 10 SPPG yang aktif di Kota Minyak, sehingga pemantauan dilakukan secara manual.
“Dengan bertambahnya SPPG itu, kita perlu suatu sistem aplikasi untuk memantau kegiatan tersebut,” kata Bangun.
Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan menawarkan sistem dalam bentuk dummy, kemudian pemerintah kota menindaklanjuti dengan mengembangkan aplikasi tersebut.
Dalam mekanismenya, aplikasi ini nantinya bisa melihat aktivitas SPPG dalam pendistribusian makanan.
“Kita akan tahu SPPG mengirim makanan jam berapa, lalu sampai kepada siswa pada pukul berapa,” ulasnya.
Baca juga: Realisasi Program MBG di Balikpapan, Pembangunan SPPG Dipastikan Tersebar di Wilayah 3T
Sebagaimana diketahui, semakin lama proses pendistribusian akan mempengaruhi kualitas makanan.
“Kita menjaga agar siswa mendapat makanan yang cukup layak dan higienis,” pungkasnya. (*)
| Harga Rp12 Ribu Tak Ideal di Balikpapan, MBG Hadapi Kendala Inflasi dan Ahli Gizi |
|
|---|
| Makan Bergizi Gratis di Berau Didorong Serap Hasil Petani dan Nelayan Lokal |
|
|---|
| BGN: Dapur MBG Samarinda Lampaui Standar, Jadi Sentra Pelatihan Chef |
|
|---|
| Pemalsuan Ompreng MBG, Produk Asal China tapi Dilabeli Made in Indonesia dan Catut Logo BGN |
|
|---|
| Satgas MBG Paser Ajak Investor Lokal Bantu Perluas Dapur Makan Bergizi Gratis untuk Pelajar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251111_FGD-MBG-dari-Balai-Kekarantinaan-Balikpapan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.