Program Makan Bergizi Gratis
BGN: Dapur MBG Samarinda Lampaui Standar, Jadi Sentra Pelatihan Chef
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda kembali menuai apresiasi dari pemerintah pusat.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Miftah Aulia Anggraini
Ringkasan Berita:
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Program Makan Bergizi Gratis atau MBG di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali menuai apresiasi dari pemerintah pusat.
Dalam kunjungan kerjanya, Deputi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Promosi dan Kerja Sama, Nyoto Suwignyo, menilai bahwa Dapur MBG atau SPPG Kelurahan Bugis telah melampaui standar nasional dapur MBG.
Penilaian itu disampaikan saat peresmian dapur MBG di Kelurahan Bugis oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun, Kamis (6/11/2025).
Menurut Nyoto, dapur tersebut mengusung konsep ganda yang sangat progresif, yakni pemanfaatan aset daerah sekaligus menjadi pusat pelatihan bagi tenaga katering bersertifikasi.
Baca juga: Hari Pertama MBG di SDN 002 Samarinda Kota Menu Dikoreksi Wali Kota, Pendataan Alergi Jadi Prioritas
“April lalu saya ke sini masih sepi saja. Sekarang Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober sudah siap 20 dapur dan jalan semua. Beliau juga berjanji insyaallah di 2025 ini 74 dapur bisa dibangun di Samarinda,” ujarnya.
Nyoto menyebut, dapur MBG di Kelurahan Bugis merupakan contoh ideal pemanfaatan aset milik daerah yang sebelumnya kurang termanfaatkan maksimal.
“Seharusnya bisa menjadi contoh bahwa Pemerintah Daerah Samarinda bisa memanfaatkan BUMD yang punya aset digunakan untuk manfaat yang lebih baik,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi kualitas pengelola dapur MBG Bugis yang melibatkan praktisi katering profesional.
Baca juga: Wamenkes Benjamin Kawal MBG, Susun SOP dan Wajibkan Ada Ahli Kesehatan Lingkungan di Dapur SPPG
Selain menyediakan makanan bergizi bagi siswa, dapur ini juga berfungsi sebagai sentra pelatihan chef SPPG.
“Mereka juga bekerja sosial dan memberikan pelatihan kepada katering lain untuk belajar jadi chef serta memberikan sertifikasi. Ini penting karena semua SPPG harus punya sertifikasi untuk penjamah makanan,” terang Nyoto.
Menurutnya, penyediaan juru masak bersertifikat turut membantu pemerintah daerah dalam memenuhi syarat rekomendasi teknis sesuai standar Sanitasi Layanan Hidangan Sekolah (SLHS).
Selain menyoroti kualitas SDM, BGN juga membahas tantangan pasokan bahan pangan untuk menjaga keberlangsungan layanan MBG.
Baca juga: Andi Harun Siapkan Aplikasi Pelaporan MBG di Samarinda, Wali Kota Bisa Langsung Pantau
Nyoto menjelaskan, perlu adanya kolaborasi lintas wilayah antara kabupaten, kota, provinsi, dan pusat dalam menjaga ketersediaan bahan pokok.
Ia mengungkapkan bahwa BGN kini tengah menyiapkan sistem watermark digital berbasis aplikasi yang memungkinkan seluruh daerah mengetahui stok pangan pasar secara real time.
“Nanti kami akan siapkan sistem watermark-nya dengan aplikasi sehingga semua daerah bisa tahu stok pasar yang tersedia,” ujarnya.
Langkah ini, kata Nyoto, akan mempermudah distribusi pasokan bahan makanan antarwilayah, sekaligus memperkuat kemandirian daerah dalam penyediaan bahan baku. (*)
| Pemalsuan Ompreng MBG, Produk Asal China tapi Dilabeli Made in Indonesia dan Catut Logo BGN |
|
|---|
| Satgas MBG Paser Ajak Investor Lokal Bantu Perluas Dapur Makan Bergizi Gratis untuk Pelajar |
|
|---|
| Penjelasan SPPG soal Viral Temuan Ulat di Menu Makan Bergizi Gratis di Bangkalan Madura |
|
|---|
| BGN Klarifikasi Isu Viral Insentif Rp5 Juta untuk Konten Positif Program Makan Bergizi Gratis |
|
|---|
| Polres PPU Uji Keterampilan Calon Koki SPPG di SMKN 2 Penajam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251106_Deputi-Kepala-BGN-menjelaskan-pemanfaatan-pasokan-bahan-baku-untuk-dapur-MBG.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.