Peristiwa November Balikpapan
Dosen dari Unmul Samarinda Berikan Tips Melek Ilmu Sejarah Bagi Kaula Muda
Dosen Program Studi Sejarah Universitas Mulawarman Samarinda, Sainal, sejarah justru menjadi akar dari identitas suatu bangsa
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Setiap sejarah yang diceritakan, terdapat nilai perjuangan, pesan moral hingga pengorbanan;
- Sejarah itu identitas. Tanpa sejarah, Kalimantan Timur bisa kehilangan arah;
- Belajar sejarah bukan hanya sekedar menghafal tahun, perang, ataupun nama tokoh besar.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pembahasan soal sejarah kerap dianggap berat ataupun membosankan oleh anak muda. Tak jarang, beberapa mereka menganggap sejarah tak lagi relevan dibahas di masa kini.
Menurut Akademisi Sekaligus Dosen Program Studi Sejarah Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Sainal A, sejarah justru menjadi akar dari identitas suatu bangsa.
Bahkan, baginya, dalam setiap sejarah yang diceritakan, terdapat nilai perjuangan, pesan moral hingga pengorbanan yang patut fiberi penghargaan.
"Sejarah itu identitas. Tanpa sejarah, kita kehilangan arah," jelasnya, Minggu (16/11/2025).
Baca juga: Dosen Sejarah Unmul Sebut Balikpapan jadi Rebutan Dunia dalam Sejarah Nasional
Sehingga, ia menegaskan, belajar sejarah bukan hanya sekedar menghafal tahun, perang, ataupun nama tokoh besar.
Melainkan menjadi cermin yang mengajarkan masyarakat tentang jati diri, kemajuan, dan kebijaksanaan.
"Kita ini sering minder sebagai bangsa. Kita merasa bangsa lain lebih maju. Padahal leluhur kita sudah punya peradaban yang tinggi sejak dulu," tambahnya.
Terlebih, menurutnya, sejarah-sejarah lokal, termasuk Balikpapan kerap terlupakan dan luput dari perhatian publik.
Padahal, menurutnya, sejarah lokal bisa menjadi kekuatan budaya, sekaligus modal intelektual bagu generasi muda di daerah.
Untuk itu, ia memberikan beberapa tips agar anak muda melek dan mau mempelajari sejarah lokal.
Baca juga: Pemkot Balikpapan Dorong Penguatan Cagar Budaya, Rencana Akan Bangun Tugu Bersejarah
Di antaranya, menyesuaikan sejarah yang dibahas dengan minat generasi mudah saat ini, serta memilih tema yang lebih ringan dan relevan.
"Kalau sasarannya Gen Z, ya kontennya harus yang dekat dengan mereka. Jangan hanya bicara politik atau tokoh besar. Bisa lewat kuliner khas Kaltim. Bisa lewat bangunan tua seperti Rumah Dahor, " ungkapnya.
Selain itu, manfaatkan teknologi visual dengan format media modern untuk mengenalkan budaya dan sejarah. Seperti podcast, video pendek, konten kreator, hingga ilustrasi sejarah berbasis AI.
Termasuk juga, mengajak generasi muda berkunjung langsung ke situs bersejarah untuk melihat langsung bukti peristiwa yang diceritakan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251116_Sejarah-Ilmu-yang-Berguna.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.