Perayaan Imlek
Tidak Ada Unsur Mistik Dalam Barongsai
"Kuncinya ya latihan terus menerus, seminggu kita latihan tiga kali tapi menjelang imlek ya kita latihan setiap hari," kata pria dengan panggilan Asen
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Jino Prayudi Kartono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Mengenakan kostum barong berwarna kuning, terlihat dua Pria berada di dalam kostum barongsai berlenggak-lenggok di atas rintangan. Rintangannya pun tidaklah mudah para pemain harus berdiri di atas tiang dengan diameter sekitar 5 cm dan Tinggi tiang mencapai 5 meter.
Bahkan pemain belakang barongsai mengangkat pemain depan sehingga terlihat singa barong seperti berdiri. Tidak ada rasa takut saat melakukan atraksi berbahaya tersebut.
baca juga
Apakah para pemain mengalami kerasukan layaknya atraksi kuda lumping atau semacamnya? Ternyata tidak!
Dari keterangan wakil ketua barongsai sekaligus pelatih Suriansyah mengatakan saat atraksi tidak menggunakan unsur magis. Justru dalam budaya tionghoa para pemain barongsai tidak berada dalam posisi kerasukan.
"Tidak kami tidak pakai ilmu seperti itu, justru malah dilarang sama sekali," ucapnya.
baca juga
Kenapa para pemain sangat lihat melakukan atraksi berbahaya tersebut karena faktor terbiasa. Maksudnya para pemain ini berlatih rutin sehingga rasa takut tidak Ada sama sekali.
"Kuncinya ya latihan terus menerus, seminggu kita latihan tiga kali tapi menjelang imlek ya kita latihan setiap hari," kata pria dengan panggilan Aseng ini.
baca juga
Bahkan dia sendiri pernah menjadi pemain barongsai dan pernah mendapat cedera saat berada di atas halang rintangan.
"Cedera pasti pernah, para pemain disini tidak pernah mengalami patah tulang paling memar saja, saya pun juga pernah mengalami seperti itu," pungkasnya.
Setiap malam menjelang imlek kelompok barongsai Setya Dharma ini berlatih barongsai. Mereka berlatih di depan kediaman pembina Barongsai Hindro Arie Wijaya. Saat menjelang imlek mereka berlatih setiap hari. (Jino Prayudi Kartono)