Kantong Plastik Berbayar
Kantong Plastik Berbayar, Siapa yang Mengeruk Untung?
Jangan sampai pengurangan sampah plastik ini hanya menguntungkan sepihak, yaitu pengusaha. Itu juga jadi catatan serius.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
News Analysis Herry Soenaryo, Pemerhati Lingkungan, Program Officer STABIL
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Adanya upaya pemerintah untuk mengurangi sampah plastik itu cukup baik, terlebih di Kota Balikpapan yang menyabet Adipura.
Kita tahu volume sampah kita tiap tahun makin bertambah. Ini sebenarnya menurut saya salah satu hal yang positif.
Tetapi dalam implementasinya harus dibuatkan regulasi yang jelas. Karena ini berbayar, maka prosesi pembayaran itu apakah bisa menambah income pemasukan PAD apakah tidak? Itu harus dilihat dari analisis PAD.
baca juga
Kemudian yang kedua memang sudah saatnya Pemkot Balikpapan untuk membuat gagasan cerdas seperti ini dalam rangka mengurangi polusi sampah.
Kalau memang ini program nasional, harusnya ditangkap oleh Pemkot Balikpapan secara positif, dengan cara berlakukan regulasi yang mengatur tentang bagaimana proses implementasinya.
baca juga
Jangan sampai kemudian ada upaya untuk mengurangi sampah, tapi malah membebankan masyarakat dengan adanya pembayaran kantong plastik.
Padahal masyarakat sudah membayar distribusi sampah ketika membayar ke PDAM dan listrik.
Jangan sampai ini menjadi double posting. Jangan sampai pengurangan sampah plastik ini hanya menguntungkan sepihak, yaitu pengusaha. Itu juga jadi catatan serius.
baca juga
Plastik ini kan bisa menjadi sumber masalah banjir. Setiap tahun banjir bukan semakin berkurang, tapi bertambah.
Kalau kita melihat tahun 2010 ada 54 titik banjir. Tahun 2015 ada peningkatan, yaitu 84 titik banjir.
Padahal anggaran pengendalian banjir setiap tahun naik, tahun kemarin kalau tidak salah nilainya Rp. 300 Miliar.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/herry-soenaryo-pemerhati-lingkungan-program-officer-stabil_20160222_101351.jpg)