Breaking News

Pulang Sekolah Gadis Ini Dibakar Hidup-hidup, Ia Minta Ibunya Memaafkan ISIS

Pada saat sekarat, gadis ini meminta kepada ibunya memaafkan perbuatan yang telah dilakukan militan tersebut terhadapnya.

Editor: Amalia Husnul A
PA/ GETTY

TRIBUNKALTIM.CO, MOSUL - Seorang gadis remaja berusia 12 tahun dibakar hidup-hidup hingga tewas oleh militan ISIS.

Pada saat sekarat, gadis ini meminta kepada ibunya memaafkan perbuatan yang telah dilakukan militan tersebut terhadapnya.

Ibu korban menjelaskan jika pejuang kelompok ekstrimis ini membakar hidup-hidup anak perempuannya selepas pulang sekolah di daerah Mosul, Irak Utara.

Karena alasan keluarga ini belum membayar pajak agam tepat waktu kepada kelompok ISIS.

Penarikan pajak ini disebut juga Jaziya, yang diperuntukkan bagi kaum non-muslim yang tinggal di daerah kekuasaan ISIS dan dihitung sesuai dengan pendapatan bersih atau kekayaan dari tiap-tiap keluarga.

BACA JUGA: Panglima TNI: Kalau Mau Mati Ngapain ke Sana? Jangan Terprovokasi Video ISIS Latih Anak-Anak

Ibu yang enggan disebutkan namannya ini mendeskripsikan bagaimana pejuang ISIS mendatangi rumahnnya dengan memberikan dua buah pilihan yakni "meninggalkan rumah sekarang atau membayar pajak Jaziya," ujarnya.

Jacqueline Isaac selaku pembela hak asasi manusia mengungkapkan ibu tersebut diminta untuk segera membayar pajak.
Tetapi beberapa detik kemudian ketika mengetahui anak perempuannya masih di kamar mandi.

Dilansir tribunkaltim.co melalui laman telegraph, Jumat (20/5/16), menurut laporan, militan ISIS menolak menunggu pembayaran dan langsung membakar rumah tersebut.

Ibu dan anak ini berhasil melarikan diri dari rumah mereka yang terbakar. Namun anak remaja tersebut tewas beberapa jam akibat luka bakar yang menyulut tubuhnya.

"Remaja putri tersebut mengalami luka bakar tingkat empat dan ibunya mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya," ujar Issac


(AFP)

Dengan segera remaja tersebut dilarikan ke rumah sakit namun sayang nyawa anak tersebut tidak tertolong dan meninggal dipelukannya.

"Kata-kata terakhir yang sempat diucapkan anak tersebut yaitu 'maafkan mereka'," tambahnya.

Para pemimpin Kristen di Irak memperkirakan jumlah total keseluruhan umat Katolik Chaldean, Ortodoks Suriah dan anggota gereja Assyria Timur yang mendominasi di daerah ini, yakni menurun ndari 1,3 juta orang pada 20 tahun lalu dan sekarang hanya terdapat 400.000 orang. (www.express.co.uk)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved