Breaking News

Milisi Abu Sayyaf

Nasib 7 ABK yang Diculik Kelompok Abu Sayyaf Belum Jelas, Keluarga pun tak Bisa Tidur Nyenyak

Penyandera meminta pemerintah Indonesia atau pihak perusahaan membayar tebusan senilai Rp 65 miliar.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/AZHAR SRIYONO
Kapal TB Charles 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga, Muhammad Fachri Ramadhani, dan Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah dan pihak perusahaan kapal dibuat ketar‑ketir oleh kelompok Abu Sayyaf, terlebih keluarga tujuh anak buah kapal (ABK) Tug Boat Charles 00, yang hingga kini belum mendapatkan kepastian mengenai nasib para sandera.

Senin (16/8/2016) kemarin, merupakan hari ke-57 batas akhir penyanderaan yang dilakukan kelompok ekstremis Filipina.

Penyandera meminta pemerintah Indonesia atau pihak perusahaan membayar tebusan senilai Rp 65 miliar, jika ingin 7 ABK dibebaskan.

Awak media, termasuk Tribun Kaltim tidak bosan‑bosannya mendatangi posko keluarga korban yang terdapat di mes PT PP Rusianto Bersaudara, kawasan Sungai Lais, Samarinda tak jauh dari kantor operasional perusahaan.

Baca juga: Tak Bisa Berbuat Banyak, Pangdam Minta Keluarga Sandera Banyak Berdoa

Pagi itu, kawasan mes perusahaan tampak lengang dan sepi, terlebih karena anak‑anak ABK sedang sekolah. Hanya ada beberapa ibu yang tengah menyapu dan menjemur pakaian di depan mes karyawan.

Elona Ramadhani, istri M Robin Piter yang rumahnya dijadikan posko, setiap hari selalu membuka lebar pintu rumahnya.

Keluarga korban lainnya, seperti Dian Megawati Ahmad (istri Ismail), Abdul Muis (ayah Kapten Ferri Arifin), serta Misna (keluarga M Sofyan) setiap hari datang ke posko sekadar berbagi informasi mendatangi kantor operasioal, menanyakan perkembangan pembebasan sandera.

Massa akhir batas waktu yang diberikan, Elona mengaku menaruh keyakinan kepada pemerintah maupun crisis centre bisa membebaskan suaminya dan kru kapal lain kendati hingga saat ini dirinya belum mendapatkan kepastian mengenai nasib suaminya di Filipina.

Baca: Keluarga Korban Sandera Abu Sayyaf Merasa Pemerintah Hanya Setengah Hati Membantu

"Kami tetap yakin, pemerintah dan perusahaan melakukan yang terbaik untuk keluarga kami. Tentu yang terbaik agar mereka dapat pulang dengan selamat," tutur Elona, Senin (15/8/2016).

Sementara itu, Mega mengaku pada Senin (15/8/2016) kemarin telah ditelepon anggota tim crisis centre.

Dalam percakapan tersebut, dirinya diminta bersabar. Tim di Jakarta mengungkapkan seluruh ABK dan WNI lainnya dalam keadaan aman. Tidak ada indikasi untuk melakukan pembunuhan kepada ABK, meski uang tebusan belum diberikan.

"Saya sudah dihubungi tim crisis centre dan perusahaan. Intinya semua WNI dalam keadaan aman, dan mereka meyakini jika pemerintah terus melakukan upaya segera membebaskan seluruh WNI," tutur ibu satu anak itu kepada Tribunkaltim.co.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved