Tidak Adil Potensi Paser Dikelola Orang Luar
Paser diisi oleh orang orang yang berketerampilan serta berpengetahuan yang baik, itu harapan sekda paser H AS Fathur Rahman.
TANA PASER, TRIBUN – Balai Latihan Kerja (BLK) idealnya akan membantu banyak orang untuk mandiri. Sesuai visi pembangunan 2016-2021, merujuk kata maju dan mandiri.
Namun untuk sampai ke tahap ideal itu menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Paser H AS Fathur Rahman, perlu kerja keras agar BLK jadi jembatan pembangunan SDM Pemkab Paser.

“Saya juga diingatkan oleh Sekretaris Disnaker agar kedepan Paser bekerja sama dengan Pemkab Bantaeng. Karena BLK Bantaeng sendiri yang berkerjasama dengan pemerintah Jepang. Dari kunjungan itu, setidaknya kita bisa belajar mengembangkan BLK kita disini,” kata Fathur Rahman dalam acara menutupan program pelatihan berbasis kompetensi di UPTD BLK, Selasa (29/8).
Setiap ada kesempatan, Fathur Rahman selalu menyampaikan pentingnya membangun BLK sisi pendekatan berkeadilan.
Baca: Soal Permohonan Pencairan Hibah Rp 2,8 M, Masjid di Paser Ini Sudah Serahkan Suratnya
Baca: Syukuran Gedung Baru Pengadilan Agama Paser
Tidak adil apabila potensi Kabupaten Paser banyak dikelola oleh masyarakat luar, tapi apabila dikelola oleh masyarakat Paser sendiri, tentunya akan meningkatkan pemerataan kesejahteraan, yang pada giirannya akan mengurangi ketertinggalan dari daerah tersebut.
“Peserta ikut pelatihan karena didorong kemauan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Itu sudah sangat membantu pemerintah karena kemauan untuk maju dan mendiri berasal dari masyarakat," kata dia.
Baca: Fathur Rahman Prihatin Angka Perceraian Kabupaten Paser Mencapai 865 Kasus
Baca: 400 Perangkat Desa Paser Berangkat ke Bandung Barat
"Ini yang kita harapkan, Paser diisi oleh orang orang yang berketerampilan serta berpengetahuan yang baik,” kata Sekda Paser itu memberi uraian.
Sementara itu, Kepala UPTD BLK Paser Sumarliani mengatakan BLK telah menggelar tiga kali pelatihan sejak bulan Maret 2017.
“Sebelumnya kita telah menggelar pelatihan instalatir listrik, menjahit pakaian dasar dan lainnya, jadi ini (acara penutupan) untuk pelatihan yang ketiga yang kita gelar,” kata Sumarliani. (aas)