Pilu, Kisah Anak DN Aidit Ungkap Kenangan Buruk Sandang Nama Ayahnya Sejak Kecil
Tapi bagaimana ia bisa melewati masa berat setelah pecahnya pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI?
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Ilham Aidit, anak Dipo Nusantara Aidit, akhirnya bisa melepas beban berat dengan nama ayahnya yang melekat pada dirinya selama 44 tahun yang dianggap sebagai musuh negara.
Tapi bagaimana ia bisa melewati masa berat setelah pecahnya pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI?
Ia menceritakan bahwa dirinya yang saat itu berusia 6,5 tahun saat melihat tulisan di dinding besar yang bertuliskan 'Gantung Aidit' seakan-akan sudah tahu bahwa kehidupannya ke depan akan sulit.
Waktu itu 1 Okteber 1965, tidak tahu mengapa Ilham ingin keluar rumah begitu pagi sekitar pukul 05.30 WIB dan langsung melihat tulisan bahwa ayahnya harus digantung.
"Entah kenapa seperti ada yang berbisik pada waktu itu, kalau mulai dari hari ini hidup saya akan lebih sulit," kata Ilham Aidit menceritakan pada masa itu di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Jumat (1/10/2010).
Melihat tulisan yang menyebut nama ayahnya, Ilham kecil langsung gemetar tubuhnya, dan meyakinkan bahwa dirinya akan menjadi musuh negara.
"Padahal seminggu yang lalu bahkan sebulan sebelumnya saya sempat bertemu dan bermain dengan ayah saya (DN Aidit)," ungkapnya.
Namun, nasib baik masih berpihak kepadanya, ternyata masih ada orang yang mau mengangkatnya sebagai anak.
Baca: Sebentar Lagi Dilantik, Anies-Sandi Diminta Jangan Bikin Kebijakan yang Norak
Baca: Kontroversi! Cuma Boleh Lahirkan 1 Bayi di Swedia, Ternyata Alasannya Sungguh Mulia
Baca: Menang Kompetisi UNWTO, Ternyata Begini Perjuangan Membuat Video Wonderful Indonesia
Baca: Suhu Panas Merebak di Sejumlah Wilayah, Kapan Sih Musim Hujan Tiba di Indonesia?
Baca: Haru Banget. . . Saat Al dan Dul Peluk El Rumi yang Pergi Kuliah ke London
Baca: Jangan Lupa Bahagia. . . Ternyata Ini yang Harus Anda Lakukan untuk Merasakannya
Baca: Bantah Lemahkan KPK, Komitmen Pansus Dipertanyakan, Ini Kekhawatiran Publik