Baru Sebulan Jadi Driver Taksi Online, Handarri Tewas Dibunuh Penumpangnya
Korban belum punya anak. Ia tinggal di Perum Korpri RT 63, Sepinggan Baru, Balikpapan Selatan.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ayah korban pembunuhan di kawasan Perumahan Prona Lestari Sepinggan, Rosidi, masih tak percaya anaknya tewas bersimbah darah, Selasa (12/6/2018).
Ya, anaknya tewas mengenaskan di semak-semak dengan tubuh penuh darah.
Terakahir kali ia melihat anak pertamanya tersebut sekitar 08.00 Wita, Selasa (12/6/2018).
Anaknya tersebut izin kerja kepadanya. Belakangan diketahui Handarri (27) merupakan driver transportasi online.
Baca juga:
Darah Segar Mengucur Saat Ditemukan, Diduga Korban Baru Tewas Selasa Pagi
Mobil Pick Up Terbakar, Slamet dan Astuti Langsung Melompat; Ternyata Kendaraan Pengetap BBM
Buntut Blokade Ponton Batu Bara, Danlanal: Pengusaha Harus Perhatikan Dampak Lingkungan di Laut
Tolak Tambang Masuk Kampung, JATAM Minta Pemprov Kaltim Hormati Veto Warga Ongko Asa
Profesi tersebut baru dijalani Handarri sekitar sebulan. Sebenarnya, pekerjaan utama korban merupakan pegawai Pegadaian.
"Mobil yang dikemudikannya baru dibeli dua bulan terakhir," katanya.
"Taksi online hanya sampingan. Buat tambah-tambah penghasilan setelah menikah enam bulan lalu," sambungnya.
Korban belum punya anak. Ia tinggal di Perum Korpri RT 63, Sepinggan Baru, Balikpapan Selatan.
Mendapat kabar mengejutkan dari polisi sekitar 10.00 Wita, Rosidi kemudian menuju kantor Polsek Balikpapan Selatan.
Baca juga:
Dituding Mundur agar Bisa Melatih Timnas Prancis, Begini Jawaban Zidane
Ingin Hidup Berkelanjutan, Warga Kampung Ongko Asa Kutai Barat Tegas Menolak Hadirnya Tambang
Tarik Perhatian Khalayak Global, Duel Manny Pacquiao Vs Lucas Matthysse Dijuluki Piala Dunia Tinju
Ekspor Turun, Neraca April Tetap Surplus; Ini Penyebabnya
"Sampai Polsek saya diberi kabar anak saya tewas dibunuh. Perasaan saya belum sedih saat itu. Namun ketika melihat mayatnya di rumah sakit," kenangnya.
Saat melihat anaknya yang berlumuran darah. Banyak luka di belakang kepala hingga dekat telinga. Berangkat dari sanalah, ia berasumsi anaknya jadi korban pembunuhan.
"Saya menduga anak saya mencoba mempertahankan mobilnya. Makanya dia berzig-zag dan menabrak pohon. Sehingga mobilnya tak bisa diambil. Yang diambil hp nya untuk menghilangkan jejak," bebernya. (*)