Bu Lurah Selamat dari Percobaan Pembunuhan, Ini Cerita Lengkapnya
Ada 10 adegan reka ulang yang digelar di halaman belakang Polres Banyuwangi, Kamis (2/82018), dengan menggunakan peran pengganti.
TRIBUNKALTIM.CO, BANYUWANGI - Polres Banyuwangi menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan yang dialami Wilujeng Esti Utami (53), Lurah Penataban yang ditemukan nyaris tenggelam di Sungai Sere Dusun Sendangrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Selasa malam (31/7/2018).
Ada 10 adegan reka ulang yang digelar di halaman belakang Polres Banyuwangi, Kamis (2/82018), dengan menggunakan peran pengganti.
Sementara tersangka Agus Siswanto hanya duduk di kursi menyaksikan gelar rekonstruksi karena kakinya terluka tembak.
Dari rekonstruksi tersebut diketahui bahwa Ibu Lurah dan Agus sempat makan bakso bersama di Kecamatan Genteng.
Baca: Demi Selamat dari Percobaan Pembunuhan, Ibu Lurah Pura-pura Mati, Ini Kronologinya
Agus juga menjelaskan, saat makan bakso posisi mereka berhadapan.
Sesekali Agus mengacungkan jempol kepada petugas kepolisian untuk membenarkan reka adegan oleh peran pengganti.
Selain itu, diketahui bahwa penganiayaan pertama kali dilakukan setelah Agus meminta Ibu Lurah melempar tas ransel berisi uang ke jok belakang.
Lalu Agus menodongkan pistol dan memukul bagian belakang kepala Ibu lurah sebanyak tiga kali hingga kepala mengenai bagian depan mobil.
Kemudian, Agus menutup kepala korban dengan tas plastik warna hitam yang ada di dalam mobil.
Baca: Konser di Indonesia Desember Nanti, Band Metal Legendaris Judas Priest Undang Presiden Jokowi
"Setelah itu, korban pura-pura mati dan tersangka mengikat tangan korban di belakang lalu di bagian kaki juga," ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman kepada Kompas.com, Kamis (2/8/2018).
Dari rekonstruksi tersebut juga diketahui bahwa tubuh Ibu Lurah tidak langsung dibuang, tetapi dibawa berputar-putar menggunakan mobil Hyundai warna silver milik tersangka.
Selama perjalanan itu, tersangka beberapa kali memukul kepala dan tubuh korban yang sudah pura-pura mati.
Lalu tersangka kembali ke lokasi awal di tepi Sungai Sere dan mengeluarkan tubuh Ibu Lurah dan didorong ke dalam sungai sekitar pukul 22.00 WIB.
"Saat didorong, kepala Ibu Lurah sudah tidak di tutup plastik hitam, hanya mulutnya disumpal. Posisi tangan dan kaki masih tetap terikat," kata Donny.
Baca: Gelombang Tinggi di Perairan Sangatta Nyaris Makan Korban, Ketinting Nelayan Terhempas dan Pecah!
Setelah membuang tubuh Ibu Lurah, Agus menuju ke rumah rekannya untuk menitipkan mobil.